Home Megapolitan Modifikasi Cuaca, 2,4 Ton Garam Ditebar di Langit Jakarta
Megapolitan

Modifikasi Cuaca, 2,4 Ton Garam Ditebar di Langit Jakarta

Bagikan
modifikasi cuaca
BPBD DKI Jakarta melakukan modifikasi cuaca antisipasi hujan ekstrem dan banjir besar. (Cahyono)
Bagikan

finnews.id – Garam dapur atau natrium klorida seberat 2,4 ton ditebar di langit Jakarta.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menebar garam dapur sebagai langkah operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di daerah ini.

“Melalui kerja sama dengan BMKG dan TNI AU, kami berupaya mengatur distribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi di daratan Jakarta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis.

Yohan mengatakan bahwa OMC sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ekstrem di Jakarta dan sekitarnya.

Ia mengatakan, pada hari kedua OMC petugas menggunakan bahan semai higroskopis (NaCl) mencapai 2,4 ton.

Bahan semai higroskopis (NaCl) maksudnya adalah zat penyemaian awan (bahan yang disebarkan ke awan saat modifikasi cuaca) yang bersifat higroskopis, yaitu mudah menyerap uap air dari udara.

Yohan melanjutkan bahwa pelaksanaan OMC pada hari kedua menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU, dengan tiga misi penerbangan, yakni misi pertama, pukul 09.24–11.38 WIB, misi kedua pukul 12.39–14.31 WIB dan misi ketiga pukul 15.13–17.12 WIB.

“Total bahan semai higroskopis (NaCl) yang digunakan mencapai 2.400 kilogram,” ujarnya.

Yohan menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem di musim hujan.

“OMC dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi peningkatan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya,” katanya.

Ia menambahkan hasil observasi lapangan menunjukkan kondisi awan yang cukup potensial di area target, terutama di Pandeglang dan perairan selatan Pandeglang, terpantau awan jenis Cumulus Congestus dengan puncak mencapai sekitar 12.000 kaki.

Awan Cumulus Congestus adalah salah satu jenis awan vertikal tinggi yang menandakan pertumbuhan awan hujan, tahap sebelum menjadi cumulonimbus (awan badai).

Selain itu, angin pada ketinggian 5.000–10.000 kaki terpantau bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 22–26 knot, sementara di perairan barat Kabupaten Serang (Selat Sunda) cuaca cenderung cerah, sementara di bagian selatan Pandeglang dominan oleh awan Cumulus Congestus yang menjadi target penyemaian.

Bagikan
Artikel Terkait
Pemprov DKI akan kucurkan APBD untuk bongkar tiang monorel yang mangkrak.
Megapolitan

Pemprov DKI Siap Kucurkan APBD untuk Bongkar Tiang Monorel yang Mangkrak

finnews.id – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap mengucurkan dana dari Anggaran Pendapatan...

Tiang monorel mangkrak puluhan tahun.
Megapolitan

Ultimatum Gubernur DKI pada Adhi Karya: Bongkar Tiang Monorel dalam Satu Bulan!

finnews.id – PT Adhi Karya (Persero) Tbk diminta untuk segera membongkar tiang...

UMP 2026 Naik 15%
Megapolitan

RUU Ketenagakerjaan & UMP 15%! Ribuan Buruh KASBI Kepung DPR, Ini 2 Tuntutan Kunci

Finnews.id – Ribuan buruh dari Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) hari...

Prakiraan Cuaca Jakarta Kamis
Megapolitan

Jakarta Didera Hujan Ringan 6 November 2025, BMKG Ingatkan Potensi Perubahan Cuaca Ekstrem

Finnews.id – Seluruh wilayah DKI Jakarta pada Kamis 6 November 2025 diprediksi...