Catatan Dahlan Iskan

Dasco Sicilia

Bagikan
Dasco Sicilia
Dahlan Iskan ketika menyambut kedatangan Sufmi Dasco Ahmad di kantor Disway di Jakarta, Kamis 26 Juni 2025.--
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

Untung dari Pontianak saya tertahan di Jakarta. Sudah terlalu malam. Tidak berhasil mengejar pesawat ke Yogyakarta.

Pagi-pagi saya buka WA. Ada kiriman WA dari Raffi Ahmad. Saya lihat pukul berapa ia kirim WA: 23.54 WIB. Hampir pukul 00.00. Maka, pagi itu, saya telepon Raffi. Ada apa.

“Pak Dasco akan ke kantor Disway siang ini (26 Juni 2025),” katanya. “Jam berapanya masih diatur,” tambahnya.

Yang dimaksud Dasco adalah Sufmi Dasco Ahmad. Beberapa kali, dalam tulisan di Disway, saya menyebutnya sebagai bulldozer politiknya Presiden Prabowo Subianto. Kita perlu sosok seperti Dasco satu lagi untuk bidang ekonomi.

Untung kedua: kantor Disway di kompleks kampus Widuri Palmerah, Jakarta, sudah selesai direnovasi. Sudah agak pantas untuk menerima tamu sepenting Dasco.

Dari WA Raffi Ahmad itu saya tahu: ternyata Raffi sangat dekat dengan Dasco. Itu tidak saya ketahui selama ini.

“Rombongan Pak Dasco nanti berapa orang?” tanya saya. Maksudnya apakah diperlukan banyak kursi di sebelah beliau.

“Hanya kami berdua,” jawab Raffi.

Sudah sangat lama saya tidak bertemu Raffi Ahmad. Sejak istrinya, Nagita Slavina, hamil pertama. Mereka pindah dari tower yang sama di apartemen kami. Maka kami tidak pernah lagi bertemu secara kebetulan di lift yang sama.

Kepindahan Raffi ke rumah landed semata untuk kehidupan anaknya nanti. Apalagi setelah yang pertama itu ia punya anak lagi. Dan lagi. Sedang saya masih tinggal di tower yang sama.

“Pak Dasco,” ujar Raffi di awal pertemuan, “Pak Dahlan ini yang menjadi saksi pernikahan kami,” ujar Raffi memperkenalkan saya saat hendak duduk di sofa. “Kemudian setelah lama tidak bertemu baru kali ini bertemu lagi,” tambahnya.

Raffi Ahmad gayeng berdiskusi bersama Sufmi Dasco Ahmad dan Dahlan Iskan.–

Saya pun menyapa Pak Dasco dengan pertanyaan soal Raffi: “Jadi, ke mana-mana Pak Dasco selalu dengan Raffi?”.

“Orang bilang ia itu seperti sekretaris militer saya,” jawab Dasco sambil bercanda. Kami pun tertawa bersama.

“Sejak saya lulus dari AMN Magelang,” tukas Raffi juga sambil bergurau.

”Lulus AMN Magelang” yang dimaksud adalah saat Raffi bersama-sama para menteri dan wakil menteri mengikuti retreat di Akademi Militer Negara Magelang. Raffi adalah utusan khusus presiden bidang pembinaan generasi muda dan pekerja seni.

Dengan Pak Dasco kami ngobrol banyak hal. Dari makan bergizi gratis, Danantara, Garuda, Koperasi Merah Putih, pertanian, dan perpolitikan nasional.

Saya juga menggali di bidang apa saja Presiden Prabowo merasa bahagia atas pelaksanaan programnya. Lalu di bidang apa saja presiden kurang puas.

Dasco menceritakan panjang lebar semuanya. Dasco adalah guru besar ilmu hukum dan menjabat rektor Universitas Kebangsaan. Kini Dasco menjabat wakil ketua DPR RI, ketua harian DPP Partai Gerindra, dan wakil ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.

Saya ceritakan kepada Pak Dasco bagaimana Raffi Ahmad mengirim WA nyaris pukul 00.00. “Itulah kami. Saya sendiri hanya bisa tidur sekitar tiga jam sehari,” katanya. “Sering saya terpaksa telepon pejabat pada pukul 02.00,” tambahnya.

Tapi tidak terlihat Pak Dasco seperti kurang tidur. Wajahnya segar berseri. Geraknya cepat cekatan. Tidak terlihat lelah.

“Pak Dasco ini lebih merasa orang Lampung atau orang Padang?” tanya saya.

“Hahaha…orang bilang saya orang Sicilia,” jawabnya. Kami semua ikut tertawa. Tentu itu humor yang sangat mengena.

Dasco kelihatan senang saja dengan julukan ”orang Sicilia” itu. Di obrolan ini ia masih sekali lagi menyebut kata ”orang Sicilia” itu. Padahal orang Sicilia, Italia, dikenal sebagai –Anda sudah tahu.

“Ibu saya Palembang. Ayah saya Lampung Saya lahir di Bandung. Sekolah di Manado,” ujar Dasco setelah berhenti tertawa soal Sicilia.

Ia bercerita di Lampung sudah selesai membangun rumah. Bukan rumah biasa. Rumah adat. Disebut rumah Balai Agung. Lokasinya di Pahoman Bandar Lampung.

Tak terasa kami ngobrol sampai 1,5 jam. Hari itu jadwal Dasco tetap padat. Padahal Presiden Prabowo sedang melakukan kunjungan kerja ke Bali. Kalau saja presiden di Jakarta Dasco tidak akan berani berjanji bertemu siapa pun. Atau bisa saja janji, tapi disertasi catatan: bisa batal mendadak karena dipanggil presiden.

Hampir saja saya tidak bisa bertemu Pak Dasco. Sore sebelumnya pesawat yang saya tumpangi dari Pontianak telat tiba di Jakarta setengah jam. Ini musim padat. Sulit cari tiket. Saya pasrah. Tidak jadi ke Yogyakarta –memenuhi undangan Butet Kartaredjasa– menonton pameran foto dan video dengan tema Eling Sangkan Paraning Dumadi –ingat pada asal usul.

Saya ingin melihatnya untuk tahu apakah Butet masih sangat anti Jokowi-Gribran –dari yang dulunya amat memuja. Apakah foto dan video yang dipamerkan masih soal politiknya itu.

Pameran itu sendiri sebulan penuh. Masih ada waktu. Kalau saja malam itu saya ke Yogyakarta alangkah sulitnya paginya cari tiket ke Jakarta untuk Pak Dasco.

Usai ngobrol politik itu kami ke Surabaya naik mobil. Tidak ada lagi tiket pesawat. Pun kereta api. Saya pun tahu: ternyata di setiap rest area di jalan tol kini sudah dilengkapi charging mobil listrik. Semuanya. Bahkan aneka pilihan: ada yang 25 kw, 50 kw, 100 kw, dan 200 kw –yang terakhir itu 25 menit baterai sudah kembali penuh. Saya berdoa semoga yang 100 kw DC itu segera ada di semua rest area.

Tiap kami berhenti isi ulang selalu ada mobil listrik yang juga isi ulang. Pertanda mobil listrik sudah begitu banyaknya.

Di sepanjang perjalanan kami pun masih membicarakan Dasco dan perannya di negara ini. Ia sosok menarik dan penting jadi bahan kajian politik.

Setiap era ada tokoh serupa.(Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Hilirisasi bauksit di Kalbar wujudkan kemandirian alumunium nasional. Inalum bangun pabrik alumina, kurangi impor, meski pakai PLTU batubara
Catatan Dahlan Iskan

Separo Jalan

Oleh: Dahlan Iskan Inilah daging bagi Danantara: membangun pabrik baru yang hasilnya...

Catatan Dahlan Iskan

Bom Bunker

Oleh: Dahlan Iskan Israel memang sudah bisa menghancurkan dua fasilitas pengembangan nuklir...

Catatan Dahlan Iskan

Teheran Baku

Oleh: Dahlan Iskan “Lima jam lagi saja. Siapa tahu lima jam lagi...

Kura Israel
Catatan Dahlan Iskan

Kura Israel

Oleh: Dahlan Iskan Sudah pasti: Iran belum punya senjata nuklir. Tapi Iraq...