Pelabuhan Merak: Kesalahan yang Berulang
Kesalahan serupa juga terjadi dalam pengaturan lalu lintas di Pelabuhan Merak. Pemudik memang merasa nyaman karena perjalanan mereka lancar, tetapi operator penyeberangan dan pengusaha transportasi justru mengalami kerugian besar. Terminal pelabuhan kosong, tingkat keterisian kapal hanya mencapai 30%, sementara antrean panjang justru terjadi di Pelabuhan BBJ yang dialokasikan untuk truk.
Situasi ini mengulang kesalahan yang sama saat musim libur Nataru 2024. Ketika itu, arus kendaraan menuju Merak lengang, sementara antrean truk di BBJ memanjang hingga 1,2 km. Seharusnya, kebijakan semacam ini bisa dihindari jika pengambil keputusan lebih peka terhadap kondisi di lapangan dan tidak hanya mengandalkan asumsi semata.
Saatnya Evaluasi, Jangan Mengulangi Kesalahan yang Sama
Ke depan, pemerintah perlu lebih cermat dalam mengambil keputusan terkait mudik Lebaran. Prediksi jumlah pemudik tidak bisa hanya didasarkan pada survei semata tanpa mempertimbangkan realitas sosial-ekonomi yang berkembang. Kebijakan pembatasan lalu lintas seharusnya bersifat fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, bukan sekadar mengikuti pola yang sudah ada tanpa evaluasi.
Jika pemerintah tidak belajar dari kesalahan ini, bukan tidak mungkin kejadian serupa akan berulang pada musim mudik berikutnya. Saatnya membuat kebijakan yang lebih realistis, berbasis data akurat, dan mempertimbangkan dampak ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. (*)