Home Internasional Marina Silva Peringatkan Krisis Iklim: Waktu Kita Sudah Habis
Internasional

Marina Silva Peringatkan Krisis Iklim: Waktu Kita Sudah Habis

Bagikan
Penghapusan Bahan Bakar Fosil
Penghapusan Bahan Bakar Fosil, Image: @marinasilvaoficial / Instagram
Bagikan

finnews.id – Peringatan keras kembali disampaikan oleh Menteri Lingkungan Brasil, Marina Silva, setelah COP30 di Belem. Dalam pandangannya, upaya iklim selama puluhan tahun dinilai masih belum memadai. Dunia dianggap sudah melewati masa ketika waktu bisa dibeli melalui langkah lambat. Kini hanya tersisa celah tindakan yang sangat sempit sebelum kondisi kehidupan di bumi berubah secara permanen.

Upaya Iklim Tiga Dekade: Ada Hasil Namun Belum Cukup

Marina menjelaskan bahwa berbagai kesepakatan global termasuk Perjanjian Paris telah memberi manfaat besar karena tingkat kerusakan dapat ditahan agar tidak berkembang lebih parah. Tanpa upaya itu pemanasan global diperkirakan dapat mencapai empat derajat celcius dan jutaan nyawa, sistem pangan, sistem energi, serta wilayah yang kaya keanekaragaman hayati mungkin telah memasuki krisis yang lebih berat.

Meski ada manfaat yang dirasakan, kondisi nyata di lapangan tetap menunjukkan bahwa hasilnya belum sebanding dengan besarnya ancaman. Kekeringan ekstrem yang melanda Amazon selama tiga tahun terakhir memperlihatkan sungai besar yang mengering, ikan mati, serta komunitas yang terisolasi. Hal ini membuat perubahan iklim dipahami bukan sebagai ancaman masa depan, tetapi fenomena yang sedang terjadi saat ini.

COP30 di Belem: Harapan Tinggi Namun Tekanan Kuat

Lebih dari delapan puluh negara mendukung dorongan besar untuk memulai transisi terencana dari bahan bakar fosil serta menghentikan deforestasi. Gagasan tersebut dianggap sejalan dengan pandangan ilmuwan dan didorong oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, dengan Marina sebagai penggerak utama.

Namun usulan ini dihapus dari keputusan akhir akibat penolakan negara produsen minyak. Meskipun begitu Brasil tetap akan mendorong pembahasan peta jalan transisi selama tahun berikutnya. Marina menilai langkah itu sebagai awal penting meskipun belum mencapai hasil yang ideal.

Tantangan antara Kepentingan Ekonomi dan Kelestarian Alam

Marina menyoroti bahwa kekuatan ekonomi ekstraktif masih menjadi hambatan besar. Di Brasil sendiri beberapa keputusan politik yang melemahkan perlindungan lingkungan disahkan tidak lama setelah COP30 selesai. Menurutnya persoalan iklim bukan semata persoalan teknis atau ekonomi, tetapi menyangkut nilai etis yang menentukan arah keputusan global.

Bagikan
Artikel Terkait
Internasional

Australia Dilanda Gelombang Panas Ekstrem: Suhu Tembus 40° Celsius

finnews.id – Gelombang panas ekstrem mulai melanda berbagai wilayah Australia, dengan suhu...

Internasional

Mengintip Daftar 5 Negara Paling Damai di Dunia

finnews.id – Mengintip daftar 5 negara paling damai di dunia terasa relevan...

Internasional

Australia Mulai Blokir Anak di Bawah 16 Tahun dari Medsos

finnews.id – Meta telah mulai menonaktifkan akun anak-anak Australia yang berusia di...

Perdamaian Ukraina-Rusia
Internasional

Bahas Negosiasi Damai: AS Bertemu Rusia dan Ukraina

finnews.id – Utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan kepala...