finnews.id – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto akhirnya angkat bicara terkait insiden beras bantuan yang tercecer saat penyaluran logistik untuk korban banjir bandang di Sumatera Utara. Peristiwa itu sempat viral di media sosial dan memicu beragam reaksi dari masyarakat.
Menurut Agus, insiden terjadi bukan karena kelalaian personel TNI, melainkan akibat kondisi medan yang tidak memungkinkan helikopter untuk mendarat dengan aman.
“Ketika helikopter akan mendarat, ternyata di lokasi terdapat kabel yang membahayakan. Demi keselamatan, pilot memutuskan untuk tidak mendarat dan bantuan tetap dijatuhkan dari udara,” jelas Agus saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu.
Meski metode dropping dari udara berisiko membuat kemasan rusak, keputusan itu diambil agar bantuan tetap bisa sampai kepada warga secepat mungkin.
Wilayah terdampak banjir bandang diketahui sulit dijangkau melalui jalur darat, sehingga pengiriman via udara menjadi satu-satunya pilihan tercepat dan paling memungkinkan.
Agus menegaskan, pengiriman bantuan akan terus dilakukan dengan lebih hati-hati ke depannya. TNI juga akan mengevaluasi metode pengemasan agar logistik tetap aman meskipun harus dijatuhkan dari udara.
“Kami pastikan ke depan proses penyaluran bantuan dilakukan dengan prosedur yang lebih aman, supaya logistik tetap layak dikonsumsi warga,” tambahnya.
Sebelumnya, ramai beredar video di media sosial yang memperlihatkan warga memungut beras dari tanah setelah kemasan bantuan pecah akibat benturan saat dijatuhkan dari helikopter. Meski demikian, warga yang terdampak tetap mengumpulkan beras tersebut demi memenuhi kebutuhan pangan di tengah situasi darurat.
Peristiwa ini menjadi potret nyata betapa sulitnya distribusi bantuan di daerah bencana, khususnya di wilayah terisolasi. Namun di sisi lain, upaya TNI menunjukkan komitmen kuat untuk tetap hadir membantu masyarakat dalam kondisi apa pun.