Finnews.id – Bencana alam banjir bandang yang melanda wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel) baru-baru ini menyisakan duka mendalam dan memicu dugaan kuat adanya praktik penebangan hutan ilegal sebagai penyebab utama.
Peristiwa Banjir Bandang Tapsel yang menerjang permukiman warga disinyalir kuat bukan hanya disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem semata.
Ditemukan banyak tumpukan kayu yang sebagian tersusun rapi di lokasi kejadian, yang mengindikasikan adanya campur tangan manusia dalam kerusakan alam ini.
Potongan kayu yang terlihat bekas gergaji mesin tersebut menjadi bukti kuat dugaan adanya aktivitas penebangan besar-besaran di wilayah hulu sungai.
Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Gus Irawan Pasaribu, memberikan respons tegas terkait bencana yang menimpa wilayahnya.
Ia memberikan isyarat faktor utama penyebab bencana ini adalah kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air.
Menurut keterangan Bupati, intensitas hujan yang tinggi memang terjadi, namun dampak destruktifnya diperparah oleh kondisi hutan yang gundul.
“Ini ada penebangan hutan kelihatannya di hulu. Sehingga menyebabkan banjir bandang di saat intensitas hujan yang amat sangat tinggi,” ungkap Gus Irawan.
Sudah Surati Kemenhut Sejak Lama
Jauh sebelum bencana ini terjadi, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan sebenarnya telah melakukan langkah preventif administratif.
Gus Irawan menyebutkan pihaknya pernah menyurati Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk menyampaikan keberatan atas aktivitas penebangan hutan di wilayah tersebut.
“Ini ada penebangan hutan kelihatannya di hulu. Sehingga menyebabkan banjir bandang di saat intensitas hujan yang amat sangat tinggi,” ungkap Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu.
Menyikapi hal ini, pada tanggal 14 November lalu, Bupati Tapsel kembali melayangkan surat protes resmi.
Surat tersebut berisi keberatan sekaligus permohonan agar aktivitas penebangan segera dihentikan kembali demi keselamatan warga dan lingkungan.
Kekhawatiran pemerintah daerah tidak hanya sebatas pada potensi bencana banjir. Tetapi juga dampak jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati.