finnews.id – Polisi menangkap 16 orang yang diduga terlibat dalam aksi penjarahan sejumlah minimarket di Kota Sibolga, Sumatera Utara. Aksi tersebut terjadi di tengah situasi darurat pascabanjir dan longsor yang melanda wilayah itu.
Menanggapi penangkapan tersebut, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Surya meminta aparat penegak hukum untuk bertindak secara bijaksana dan mempertimbangkan kondisi para pelaku yang diduga merupakan korban terdampak bencana.
“Nanti kita serahkan kepada aparat penegak hukum. Namun, karena kemungkinan masyarakat yang terlibat adalah korban banjir, kita berharap ada kebijaksanaan dalam penanganannya,” ujar Surya saat berada di Posko Darurat Bencana Pemprov Sumut di Kota Medan, Senin (1/12/2025).
Surya menyampaikan hingga saat ini jajaran Forkopimda masih berada di Sibolga dan Tapanuli Tengah untuk mengawal langsung proses penanganan bencana. Ia berharap proses pemulihan dapat segera diselesaikan, terutama terkait distribusi bantuan pangan yang dinilai cukup, namun masih terkendala jalur transportasi.
“Saya mengimbau semua pihak menyampaikan informasi yang menenangkan masyarakat. Bantuan pangan sebenarnya cukup, hanya distribusinya yang masih terhambat akibat akses transportasi,” jelasnya.
Sebelumnya, beberapa gerai minimarket di Sibolga dilaporkan dijarah oleh sekelompok orang yang diduga belum menerima bantuan pascabencana. Menindaklanjuti hal tersebut, Satreskrim Polres Sibolga mengamankan 16 orang terduga pelaku.
“Satreskrim Polres Sibolga telah mengamankan 16 orang pelaku yang terlibat dalam aksi penjarahan di beberapa minimarket,” kata Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam E. Silaban, Minggu (30/11).
Menurut Rustam, para pelaku diamankan di lokasi berbeda saat hendak menjalankan aksi penjarahan. Barang bukti yang berhasil diamankan berupa minuman kemasan, sosis, gula, sabun, serta berbagai makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sejumlah minimarket yang menjadi sasaran di antaranya tiga gerai Indomaret di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Suprapto, dan Jalan Sibolga–Barus. Selain itu, satu gerai Alfamidi di Jalan Sisingamangaraja serta tiga gerai Alfamart di Jalan Imam Bonjol, Jalan Suprapto, dan Jalan Merpati juga turut jadi sasaran. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Sabtu (29/11) pagi.
Saat ini, aparat gabungan dari TNI dan Polri masih berjaga di sejumlah titik strategis, termasuk pusat perbelanjaan dan minimarket, untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang.
“Situasi Kota Sibolga masih dalam pengawasan ketat aparat gabungan. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, dan bersama-sama menjaga ketertiban,” tutup Rustam.
Sikap senada disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sumut, Mangapul Purba. Ia meminta aparat penegak hukum tetap menjalankan tugas sesuai prosedur, namun harus mempertimbangkan motif para pelaku, terutama dalam situasi bencana.
“Dari sisi hukum tentu tetap jalan, tapi perlu dikaji dari aspek motivasi. Apakah murni kriminal atau karena terdampak bencana dan kelaparan. Jika karena kondisi bencana, tentu diperlukan pendekatan yang lebih humanis,” kata Mangapul.
Ia menegaskan, bila terbukti ada unsur kriminal murni dalam aksi tersebut, proses hukum harus tetap ditegakkan. Namun, jika faktor utama adalah dampak musibah dan keterbatasan kebutuhan dasar, maka perlakuan yang lebih berkeadilan dan manusiawi dinilai perlu dipertimbangkan.
