finnews.id – Bayangkan berdiri di puncak dunia, di ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut. Gunung Everest, raksasa Himalaya, bukan hanya menjadi simbol tantangan manusia, tetapi juga misteri alam yang terus bergerak. Setiap tahun, puncaknya bertambah tinggi, meskipun hanya beberapa milimeter. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi, dan apa yang sebenarnya terjadi di balik atap dunia?
Evolusi Everest: Lempeng yang Bergerak
Everest terbentuk akibat tabrakan lempeng India dan Eurasia, sebuah proses tektonik yang masih berlangsung hingga hari ini. Lempeng India mendorong ke utara dengan kecepatan sekitar 5 cm per tahun, memaksa Pegunungan Himalaya menanjak sedikit demi sedikit. Akibatnya, puncak Everest bertambah tinggi sekitar 4–5 mm per tahun.
Selain itu, proses ini menimbulkan gempa bumi besar yang bisa mengubah ketinggian gunung secara tiba-tiba. Gempa Nepal 2015 membuat beberapa titik di Himalaya terdorong naik atau turun beberapa sentimeter. Transisi alam semacam ini menunjukkan bahwa bumi selalu hidup, bergerak, dan berevolusi, bahkan di puncak dunia.
Erosi dan Salju: Lawan yang Tak Pernah Padam
Meskipun tektonik mendorong gunung ke atas, erosi bekerja sebaliknya. Angin kencang, hujan deras, dan salju abadi perlahan mengikis batuan puncak. Bahkan gletser di sekitar Everest bergerak dan mengikis dasar tebing, menyeimbangkan pertumbuhan tektonik.
Namun, pertambahan bersih tetap positif. Dengan kata lain, meskipun gunung tergerus, proses tektonik masih lebih kuat sehingga ketinggian Everest tetap naik secara perlahan.
Misteri yang Terus Berkembang
Everest bukan sekadar batu raksasa; ia adalah catatan hidup bumi. Setiap milimeter pertambahan tinggi membawa pesan dari jutaan tahun pergerakan lempeng, gempa bumi, dan iklim ekstrem. Penjelajahan modern, pengukuran satelit, dan survei Nepal serta China terus memantau perubahan ini. Pada 2020, pengukuran gabungan menunjukkan ketinggian resmi Everest menjadi 8.848,86 meter, sedikit berbeda dari pengukuran sebelumnya.
Bagi para ilmuwan dan pendaki, fenomena ini membuka pertanyaan baru. Seberapa cepat bumi bisa membentuk pegunungan? Bagaimana gempa dan iklim ekstrem memengaruhi stabilitas puncak dunia? Setiap musim mendaki, setiap survei, menambah pemahaman kita tentang misteri di balik gunung tertinggi di dunia.