finnews.id – Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, pembicaraan lima jam dengan utusan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang di Ukraina “diperlukan” dan “bermanfaat”.
Namun, ia juga mengungkapkan hal itu adalah “pekerjaan yang sulit”, dengan beberapa proposal tidak dapat diterima oleh Kremlin.
Putin berbicara kepada saluran TV India Today menjelang kunjungannya ke New Delhi pada Kamis, 4 Desember 2025.
Selain itu, Putin juga mengatakan, Rusia akan mengambil kendali penuh atas wilayah Donbas Ukraina dengan paksa, kecuali pasukan Ukraina mundur, sesuatu yang ditolak mentah-mentah oleh Kyiv.
Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun pertempuran antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina di Donbas, yang terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk.
“Kita bebaskan wilayah-wilayah ini dengan kekuatan senjata, atau pasukan Ukraina meninggalkan wilayah-wilayah ini,” kata Putin kepada India Today.
Ukraina Tolak Serahkan Donbas ke Rusia
Ukraina mengatakan, tidak ingin menghadiahkan Rusia wilayahnya sendiri yang gagal dimenangkan Moskow di medan perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Moskow tidak seharusnya diberi imbalan atas perang yang telah dimulainya.
Rusia saat ini menguasai 19,2 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014, seluruh Luhansk, lebih dari 80 persen wilayah Donetsk, sekitar 75 persen wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, serta sebagian kecil wilayah Kharkiv, Sumy, Mykolaiv, dan Dnipropetrovsk.
Sekitar 5.000 km persegi (1.900 mil persegi) wilayah Donetsk masih berada di bawah kendali Ukraina.
Dalam diskusi dengan AS mengenai garis besar kemungkinan kesepakatan damai untuk mengakhiri perang, Rusia telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk menguasai seluruh Donbas.
Pada tahun 2022, Rusia mendeklarasikan bahwa wilayah Ukraina, yaitu Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia, kini menjadi bagian dari Rusia setelah referendum yang dianggap palsu oleh Barat dan Kyiv.