Jejaring yang melibatkan Dewi Astutik disebut beraktivitas dalam pengambilan dan distribusi kokain, sabu, dan ketamin menuju kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.
Kolaborasi lintas negara ini tidak hanya melibatkan aparat Indonesia dan Kamboja, tetapi juga jajaran diplomatik KBRI Phnom Penh yang dipimpin Dubes RI Santo Darmosumarto, serta Wakil Kepala Kepolisian Nasional Kamboja Chuon Narin.
Meski ditangkap sebagai salah satu gembong narkoba yang paling dicari di Asia, kisah Dewi Astutik juga menyimpan sisi manusiawi. Ia adalah seorang pekerja migran yang pernah mengejar rezeki di negeri orang, seseorang yang tidak memiliki catatan kriminal di tanah kelahirannya, tetapi pada akhirnya terseret dalam lingkaran yang jauh dari hidup sederhana yang dulu ia jalani.
Penangkapan ini menjadi catatan penting bagi aparat penegak hukum, sekaligus pengingat bahwa banyak pekerja migran yang berjuang di luar negeri dengan tekanan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang rentan.
Sebagian mampu bertahan, sebagian lainnya terjebak dalam godaan dunia gelap yang menawarkan jalan pintas namun berujung pada kehancuran. Atau juga menjadi korban penipuan.
BNN menegaskan, upaya penindakan tidak berhenti pada penangkapan Dewi Astutik. Jaringan yang ia ikuti akan terus dibongkar hingga ke akar-akarnya, untuk memastikan bahwa alur peredaran narkotika internasional ini tidak lagi menelan korban-korban baru.
- alasan pekerja migran terjerat jaringan narkoba internasional
- bagaimana BNN menangkap Dewi Astutik di Kamboja
- BNN
- BNN tangkap buronan Interpol di Kamboja
- buronan Indonesia
- Headline
- Interpol
- kasus narkoba internasional
- kisah hidup Dewi Astutik sebelum jadi buronan
- mantan pekerja migran jadi buronan
- Pekerja migran
- Penangkapan Dewi Astutik
- penangkapan Dewi Astutik gembong narkoba
- penjelasan jaringan narkotika Golden Triangle yang melibatkan WNI
- profil lengkap Dewi Astutik alias Paryatin