“Jika disalahgunakan atau dijual, becaknya akan kami tarik dan diberikan kepada pengemudi lain,” katanya.
GSN juga sudah bekerja sama dengan sejumlah bengkel untuk memastikan layanan servis mudah dijangkau. Pemerintah daerah pun diminta menyediakan tempat pengisian daya di pangkalan becak agar operasional tetap lancar.
Salah satu penerima, Abdul Mungid yang berusia 75 tahun merasa sangat terbantu karena sebelumnya pendapatannya tidak stabil.
“Menarik becak kayu itu berat. Kadang cuma dapat Rp50 ribu atau kosong. Dengan becak listrik ini saya sangat bersyukur,” kata dia.
Penerima lain, Sugeng Riyanto dari Karanglewas juga berharap pendapatannya bisa meningkat dengan kendaraan baru ini.
“Kadang dulu hanya dapat Rp20 ribu Rp40 ribu. Sekarang lebih ringan karena tidak butuh tenaga besar,” katanya.
Penanggung jawab program di Banyumas, Rachmat Imanda mencatat sudah ada sekitar 350 pengemudi becak di wilayah tersebut dalam pendataan awal, belum termasuk yang berada di desa-desa kecil. Ia memastikan proses penyaluran akan dilakukan bertahap hingga semua pengemudi menerima bantuan.
“Kami juga akan mengawasi agar bantuan ini tidak disalahgunakan atau dijual,” katanya.