finnews.id – Ukraina sedang berupaya untuk melanjutkan pertukaran tahanan dengan Rusia. Menurut Presiden Volodymyr Zelenskyy, pertukaran ini diharapkan bisa membebaskan 1.200 warga Ukraina yang ditawan Rusia.
“Kami mengharapkan dimulainya kembali pertukaran tahanan,” kata Zelenskyy dalam sebuah video yang diunggah di Telegram, Minggu, 16 November 2025.
“Banyak pertemuan, negosiasi, dan panggilan telepon kini dikhususkan untuk hal ini,” lanjutnya.
Kepala Keamanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa ia telah mengadakan konsultasi di Turki dan Uni Emirat Arab, dengan dukungan mitra Kyiv, untuk melanjutkan proses pertukaran tahanan.
“Sebagai hasil dari negosiasi ini, para pihak sepakat untuk kembali ke perjanjian Istanbul,” katanya. “Ini menyangkut pembebasan 1.200 warga Ukraina,” kata Umerov dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Belum Ada Komentar dari Moskow
Perjanjian Istanbul adalah kesepakatan pertukaran tahanan yang dimediasi oleh Turki pada tahun 2022, yang menetapkan aturan untuk pertukaran tahanan besar dan terkoordinasi antara Rusia dan Ukraina.
Sejak saat itu, kedua negara telah memperdagangkan ribuan tahanan, meskipun pertukaran tersebut bersifat sporadis dan sering terganggu oleh eskalasi garis depan dalam perang yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Umerov mengatakan, bahwa konsultasi akan dilakukan dalam waktu dekat untuk memutuskan detail prosedural dan organisasi dari proses tersebut.
“Kami bekerja tanpa henti agar warga Ukraina yang akan kembali dari tahanan dapat merayakan Tahun Baru dan Natal di rumah – di meja keluarga dan bersama orang-orang terkasih,” kata Umerov.