Home News Perputaran Bumi Melambat, Hari Semakin Panjang: Dahulu hanya 21 Jam
News

Perputaran Bumi Melambat, Hari Semakin Panjang: Dahulu hanya 21 Jam

Bagikan
Perputaran Bumi Melambat
Perputaran Bumi Melambat, Image: DALL·E 3
Bagikan

Gesekan ini mengurangi kecepatan rotasi Bumi, sementara momentum yang hilang berpindah ke Bulan, membuat orbitnya sedikit menjauh dari Bumi.

Fenomena ini dikenal sebagai efek pasang surut dan berdampak signifikan pada evolusi jangka panjang kedua benda langit.

Faktor internal Bumi juga berperan. Distribusi massa di mantel dan inti memengaruhi kecepatan rotasi secara halus.

Aktivitas tektonik, pergeseran lempeng, dan vulkanisme mengubah distribusi massa secara lokal, sehingga memengaruhi rotasi.

Meski efek ini lebih kecil dibanding pasang surut, teknologi modern mampu mengukurnya dan menambah presisi pemahaman kita tentang rotasi Bumi.

Selain itu, redistribusi air akibat perubahan iklim, pencairan gletser, dan perubahan permukaan laut juga memberikan kontribusi kecil namun nyata pada dinamika rotasi.

Semua faktor ini bersama-sama menghasilkan variasi jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat dideteksi oleh instrumen modern.

Dampak Biologis dan Ekologis

Perubahan panjang hari berdampak pada siklus ekologis dan perilaku organisme.

Pola pertumbuhan tanaman, jam biologis hewan, dan siklus reproduksi beberapa spesies menunjukkan adaptasi terhadap perubahan durasi siang dan malam.

Pada masa lampau, dengan hari lebih pendek, organisme menyesuaikan metabolisme dan perilaku mereka dengan ritme alami yang lebih cepat.

Fosil koral menunjukkan bahwa pola pertumbuhan mereka menyesuaikan diri dengan jumlah hari yang lebih banyak dalam satu tahun.

Mikroorganisme dan flora tertentu juga menyesuaikan siklus fotosintesis dan reproduksi mereka.

Adaptasi biologis ini menjadi bukti bahwa kehidupan di Bumi selalu berinteraksi erat dengan durasi hari, yang berubah seiring perlambatan rotasi.

Selain itu, pola pasang surut laut yang dipengaruhi oleh rotasi Bumi memengaruhi ekosistem pesisir.

Perubahan ini berdampak pada habitat ikan, migrasi burung, dan distribusi nutrien laut.

Pemahaman tentang dampak ekologis membantu ilmuwan memprediksi bagaimana perubahan panjang hari dapat memengaruhi kehidupan di masa depan.

Teknologi dan Penelitian Modern

Pengukuran rotasi Bumi saat ini sangat presisi berkat teknologi modern. Satelit GPS, Very Long Baseline Interferometry (VLBI), dan laser lunar ranging memungkinkan ilmuwan memantau perubahan panjang hari dengan ketelitian milidetik.

Bagikan
Artikel Terkait
News

Transjakarta Targetkan Layani 400 Juta Penumpang Sepanjang 2025

finnews.id – Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta, Welfizon Yuza, menargetkan pihaknya dapat...

News

Seorang Ibu di Banyuwangi Kubur Bayi yang Baru Lahir di Halaman Belakang Rumah

finnews.id – Seorang ibu di Banyuwangi kubur bayi yang baru lahir di...

Kementerian PU Siapkan mitigasi bencana jelang libur Nataru 2025/2026. Foto: Kemen PU
News

Jelang Libur Nataru 2025/2026, Kemen PU Siapkan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana

finnews.id – Menyambut musim liburan panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026,...

Gunung semeru kembali erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 800 meter. Foto: PVMBG
News

Gunung Semeru Tiga Kali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter!

finnews.id – Gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru, kembali erupsi sebanyak tiga...