finnews.com – Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut), Pak Myong-ho, mengecam denuklirisasi Semenanjung Korea sebagai “impian kosong”.
“Kami akan menunjukkan dengan sabar bahwa denuklirisasi adalah ‘impian kosong’ yang tidak akan pernah terwujud meskipun (Korea Selatan) membicarakannya ribuan kali,” kata Pak dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Sabtu, 1 November 2025.
Kecaman itu menyoroti kesepakatan untuk menempatkan isu denuklirisasi dalam agenda KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Menurut Myong-ho, Korea Selatan membicarakan wacana denuklirisasi Semenanjung Korea “kapan pun ada kesempatan.”
“ROK (Republik Korea) masih belum menyadari bahwa berjuang untuk menyangkal posisi DPRK (Korea Utara) sebagai negara senjata nuklir dan membicarakan khayalannya untuk mewujudkan denuklirisasi hanya menunjukkan kurangnya akal sehat mereka,” tambah Myong-ho.
Pemimpin Korsel dan China Bertemu
Dilaporkan pula, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Presiden China Xi Jinping akan menggelar pertemuan puncak untuk membahas berbagai isu, termasuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Kedua presiden akan bertemu di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, Korea Selatan (Korsel), yang menandai kunjungan pertama Xi ke negara itu sejak 11 tahun lalu.
Pertemuan itu akan berlangsung saat Korsel berupaya menjaga keseimbangan antara mempererat hubungan dengan China dan tetap sejalan dengan Amerika Serikat, di tengah meningkatnya persaingan di antara negara-negara adidaya.
China adalah mitra dagang terbesar dan sekutu tradisional Korea Utara (Korut).
Juru bicara kepresidenan Korsel Kang Yu-jung mengatakan, bahwa pertemuan Lee dan Xi juga akan membahas pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea, perdamaian dan stabilitas kawasan, serta isu ekonomi yang berdampak pada kehidupan masyarakat.
Lewat kebijakan “diplomasi pragmatis,” Lee berjanji membangun hubungan Korsel-China yang lebih seimbang dan berorientasi masa depan.