finnews.id – Cara kerja algoritma pembagian order di ojek online sering bikin penasaran banyak orang. Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa seorang driver dapat orderan bertubi-tubi, sementara yang lain sepi? Atau kenapa aplikasimu selalu menyarankan driver tertentu meski ada driver lain lebih dekat? Algoritma di balik aplikasi ojek online bukan cuma soal jarak, tapi ada banyak faktor yang bekerja bersama. Yuk, simak penjelasannya biar kamu nggak penasaran lagi!
Bagaimana Cara Kerja Algoritma Pembagian Order di Ojek Online?
Cara kerja algoritma pembagian order di ojek online bukan sekadar hitung jarak penumpang ke driver terdekat. Menurut laporan Bloomberg yang dikutip pada 29 Juni 2025, perusahaan ride-hailing seperti Gojek, Grab, hingga Maxim memakai teknologi berbasis machine learning yang memproses data secara real time. Sistem ini mengevaluasi banyak faktor, seperti jarak, kecepatan driver merespons, rating, hingga riwayat performa.
Misalnya, kalau dua driver berada pada jarak yang sama dari penumpang, sistem bisa memilih driver dengan tingkat respons lebih cepat. Selain itu, algoritma juga mempertimbangkan traffic, estimasi waktu tempuh, bahkan prediksi permintaan di area tertentu. Hal ini bertujuan supaya order lebih cepat terpenuhi dan pengalaman pengguna tetap optimal.
Faktor-Faktor Penentu Driver Mendapat Order
Berikut beberapa faktor yang menentukan pembagian order di aplikasi ojek online:
-
Jarak ke Penumpang
Semakin dekat jarak driver ke titik penjemputan, makin besar peluang dapat order. Tapi ingat, ini bukan satu-satunya faktor. -
Rating Driver
Aplikasi seperti Gojek dan Grab sangat mempertimbangkan rating. Driver dengan rating tinggi biasanya lebih diutamakan karena dianggap lebih bisa memberikan layanan berkualitas. -
Kecepatan Merespons
Algoritma memeriksa kecepatan driver menerima atau menolak order. Driver yang cepat merespons sering dianggap lebih “siap tempur”. -
History Performa
Algoritma juga melacak riwayat driver: seberapa sering online, berapa banyak order selesai, hingga tingkat pembatalan. Ini membantu sistem memprioritaskan driver yang konsisten aktif. -
Prediksi Permintaan
Seperti dilansir TechCrunch, platform ride-hailing kini mengandalkan prediksi permintaan berbasis data. Algoritma akan lebih banyak mengalokasikan order ke driver yang berada di zona “panas”, yaitu area dengan lonjakan permintaan.
Apakah Driver Bisa “Curang” Mengakali Algoritma?
Banyak rumor beredar bahwa driver bisa “main trik” agar sering kebagian order, misalnya dengan fake GPS atau aplikasi tambahan. Namun, perusahaan ojek online terus memperbarui sistem keamanan mereka. Seperti dikutip dari Detik.com hari ini, 29 Juni 2025, Gojek dan Grab mengonfirmasi rutin melakukan audit data untuk mendeteksi pola mencurigakan. Driver yang terbukti curang bisa kena suspend bahkan banned permanen.
Kesimpulan: Algoritma Ojek Online Tidak Sesederhana yang Kita Kira
Cara kerja algoritma pembagian order di ojek online memang kompleks. Sistem ini dirancang supaya semua pihak merasa diuntungkan: penumpang cepat dijemput, driver produktif, dan platform tetap efisien. Meski banyak yang penasaran, algoritma ini bersifat rahasia dagang yang dijaga ketat. Tapi satu hal pasti, semakin baik performa dan rating driver, makin besar peluang mereka kebanjiran order. (*)