Catatan Dahlan Iskan

Sekolah Rakyat

Bagikan
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

AMBISI memotong kemiskinan menemukan jalannya. Programnya pun ambisius: membuat 1.000 sekolah khusus untuk memotong kemiskinan itu.

Berarti inilah salah satu dari begitu banyak program ambisius di pemerintahan Prabowo Subianto sekarang ini. Ambisi yang lain Anda sudah tahu –meski pun juga belum terwujud sepenuhnya.

Sekolah khusus itu diberi nama “Sekolah Rakyat”. Saat kali pertama diluncurkan saya pikir Sekolah Rakyat itu tingkat SD. Ternyata SR model baru itu tingkat SMA.

Tentu Anda sudah tidak ikut mengalaminya: ayah atau kakek Anda pasti lulusan SR. Saya juga. Ijazah saya ijazah SR. Itulah tingkatan sekolah paling bawah zaman itu –di desa saya belum ada taman kanak-kanak.

Saya pun sudah lupa: SR itu singkatan sekolah rakyat atau sekolah rendah. Yang jelas begitu mendengar SR, asosiasi saya itu sekolah setingkat SD.

“Kalau dimulai dari SD terlalu lama. Kita ingin memutus rantai kemiskinan lebih cepat,” ujar Prof Dr Mohamad Nuh DEA.

Saya pun baru tahu Pak Nuh terlibat di program pemutusan rantai kemiskinan itu. Saat menjabat menteri pendidikan dulu Pak Nuh-lah yang melahirkan kurikulum 2013.

Saya bicara panjang dengan Pak Nuh dua hari lalu. Yakni dalam perjalanan saya ke Magelang untuk melayat almarhum konglomerat berat Murdaya Poo.

Sekolah Rakyat ini, kata Pak Nuh, dikhususkan untuk anak dari keluarga miskin. Diasramakan. Semua biaya ditanggung negara. Yakni lewat anggaran Kementerian Sosial –yang menterinya adalah Gus Ipul: Saifullah Yusuf.

Gus Ipul-lah yang merekrut Pak Nuh untuk menjadi pimpinan proyek Sekolah Rakyat. Dua orang ini sama-sama Jatim dan sama-sama tokoh Nahdlatul Ulama, NU.

Model Sekolah Rakyat mendapat inspirasi dari proyek pendidikan milik konglomerat Chairul Tanjung. CT –panggilan Chairul Tanjung– memang mendirikan lembaga pendidikan khusus untuk anak miskin. Sejak 10-an tahun lalu. Di dua tempat. Satu di Sukoharjo, Jawa Tengah –kampung halaman istrinya. Satunya lagi di Medan –kampung halamannya sendiri.

Pak Nuh, selepas menjabat mendiknas dan menkominfo memang bergabung dengan grup perusahaan CT. Pak Nuh jadi komisaris utama di Bank Mega Syariah.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

QRIS Pungky

Oleh: Dahlan Iskan Ulang tahun Harian Disway tanggal 4 Juli pagi saya...

Asli ITB
Catatan Dahlan Iskan

Asli ITB

Oleh: Dahlan Iskan Empat orang mendatangi saya kemarin. Salah satunya berambut kuncir...

Dag-dig-dug Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Dag-dig-dug Danantara

Oleh: Dahlan Iskan Tepat sekali Danantara menempati gedung pusat Bank Mandiri di...

Garuda Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Garuda Danantara

Oleh: Dahlan Iskan Garuda Indonesia minta disuntik Rp 17 triliun. Danantara menyetujui...