finnews.id – Dalam suasana Idul Fitri yang penuh kehangatan, Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel melakukan silaturahmi ke Markas Front Persaudaraan Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, ia diterima langsung oleh Habib Rizieq Shihab.
Meski dikenal sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Noel mengaku disambut dengan tangan terbuka oleh jajaran FPI dan Habib Rizieq. Hal ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa perbedaan pandangan politik tidak menghalangi sikap saling menghormati.
“Alhamdulillah, saya diterima dengan baik oleh Habib Rizieq dan para pengurus FPI. Saya ini pendukung Jokowi, tapi inilah indahnya perbedaan. Kita tetap bisa bersilaturahmi dan berdiskusi dalam suasana yang penuh kehangatan,” ujar Noel saat berada di Markaz FPI, Rabu, 4 April 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Noel juga memuji sosok Habib Rizieq yang dinilainya sebagai seorang tokoh besar dengan karakter yang kuat. Ia menilai Habib Rizieq sebagai sosok religius yang juga memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
“Habib Rizieq adalah tokoh besar yang memiliki karakter luar biasa. Selain religius, beliau juga patriotik dan nasionalis. Kehadiran saya di sini semakin membuktikan bahwa perbedaan itu adalah anugerah, bukan penghalang untuk tetap menjalin komunikasi yang baik,” tambahnya.
Noel mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Habib Rizieq sebenarnya sudah direncanakan sejak lama. Namun, momen yang tepat baru terjadi pada perayaan Idul Fitri kali ini. Ia merasa bersyukur akhirnya dapat berbincang langsung dengan pentolan FPI tersebut.
“Sudah lama saya ingin bertemu Habib, tapi baru kali ini momennya pas. Dan ternyata benar, pertemuan ini menjadi berkah tersendiri bagi saya. Bisa bertukar pikiran dengan tokoh besar yang punya banyak pengikut adalah pengalaman yang luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Noel menyoroti pentingnya menjaga kebersamaan dalam keberagaman. Menurutnya, selama ini banyak stigma negatif yang dilekatkan pada FPI dan Habib Rizieq. Namun, kunjungannya membuktikan bahwa realitas di lapangan bisa sangat berbeda dari anggapan yang beredar di masyarakat.