finnews.id – Kereta cepat Whoosh semakin menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang ingin berlibur antara Jakarta dan Bandung. Corporate Communication Manager PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Emir Monti, mengungkapkan bahwa mayoritas penumpang Whoosh pada musim libur Lebaran 2025 bukanlah pemudik, melainkan pelancong.
“Whoosh tetap ramai, karena banyak yang memanfaatkannya untuk liburan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya. Walaupun ada yang menggunakannya untuk mudik, sebagian besar penumpang adalah wisatawan,” ujar Emir Monti saat ditemui di Stasiun Whoosh, Jakarta, Rabu (2/4).
Alasan Whoosh Jadi Pilihan Utama Wisatawan
Menurut Emir, tingginya minat masyarakat terhadap Whoosh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Akses transportasi yang terintegrasi hingga ke Stasiun Whoosh.
- Perjalanan yang lebih singkat, hanya 30 menit untuk rute Jakarta-Bandung.
- Kemacetan jalan raya saat musim libur Lebaran, membuat masyarakat memilih transportasi yang lebih efisien.
“Whoosh sudah seperti commuter line, karena rutenya singkat dan nyaman. Jadi, meskipun ada yang memanfaatkannya untuk mudik, sebagian besar penumpang menggunakannya untuk berlibur, baik bersama keluarga, rombongan, atau secara individu,” tambah Emir.
Lonjakan Penumpang Saat Libur Lebaran
Selama masa libur Lebaran 2025, KCIC mencatat penjualan lebih dari 210 ribu tiket Whoosh. Meskipun stasiun dipadati penumpang, arus perjalanan tetap terkendali berkat integrasi moda transportasi seperti shuttle dan bus yang menghubungkan Whoosh dengan Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma.
Testimoni Penumpang: Nyaman, Cepat, dan Terjangkau
Beberapa penumpang yang ditemui ANTARA juga membagikan pengalaman positif mereka menggunakan Whoosh. Randi Hazam Prasetyo (38) mengaku memilih Whoosh untuk berlibur bersama keluarga kecilnya dari Bandung ke Jakarta.
“Kami menggunakan Whoosh bukan untuk mudik, melainkan untuk liburan. Setelah ini, kami akan kembali ke Bandung,” kata Randi.
Senada dengan Randi, Helmi Maulana juga memilih Whoosh saat berlibur ke Bandung. Ia merasa lebih nyaman menggunakan transportasi umum dibandingkan membawa kendaraan pribadi.
“Biasanya kami hanya mengunjungi satu tempat wisata atau menikmati suasana hotel, jadi menggunakan transportasi online untuk mobilitas sudah cukup,” ujarnya.
Berbeda dengan Randi dan Helmi, Aditya Mulia justru menggunakan Whoosh sebagai moda transportasi utama untuk mudik ke kampung halamannya di Bandung.
“Saya baru pertama kali menggunakan Whoosh untuk mudik, dan menurut saya ini pilihan terbaik,” katanya.
Terlepas dari tujuan penggunaan yang berbeda, ketiga penumpang ini sepakat bahwa Whoosh adalah pilihan transportasi yang cepat, terjangkau, dan mudah dijangkau. (Antara)