Finnews.id – Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung (Kejagung) terus bergerak cepat mengamankan harta rampasan dari para terpidana korupsi. Terbaru, otoritas hukum tersebut berhasil melelang aset tanah milik Andi Winarto, terpidana kasus pembobolan salah satu bank BUMD, dengan nilai mencapai Rp 5,4 miliar.
Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, menjelaskan bahwa proses lelang tersebut berlangsung pada Selasa 16 Desember 2025 secara daring melalui platform resmi pemerintah. Langkah ini merupakan bagian dari upaya eksekusi atas putusan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Aset Strategis di Kota Bandung
Harta yang berpindah tangan tersebut terdiri dari empat bidang tanah yang terletak di kawasan Gang Merdekalio, Tamansari, Kota Bandung. Total luas lahan yang dilelang mencapai 666 meter persegi. Minat peserta lelang terhadap aset ini cukup tinggi hingga akhirnya menyentuh angka penjualan Rp 5.461.200.000.
Anang menegaskan bahwa seluruh hasil penjualan dari lahan tersebut akan segera masuk ke rekening penampungan Kejaksaan Negeri Kota Bandung. Uang tersebut nantinya berfungsi sebagai instrumen pengembalian kerugian keuangan negara yang timbul akibat ulah terpidana.
Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Agung
Eksekusi lelang ini merujuk pada Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1399 K/Pid.Sus/2020 yang terbit pada 5 Agustus 2020 silam. Dalam putusan tersebut, Andi Winarto terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Hastuka Sarana Karya (HSK).
Sebagai informasi, Andi Winarto saat ini tengah menjalani masa hukuman 15 tahun penjara dan kewajiban membayar denda sebesar Rp 1 miliar. Selain hukuman badan, hakim juga mewajibkan Andi untuk membayar uang pengganti dengan nilai yang sangat fantastis, yakni Rp 548 miliar.
Sesuai amar putusan kasasi, jika terpidana gagal melunasi uang pengganti tersebut dalam waktu satu bulan setelah putusan inkrah, jaksa berhak menyita dan melelang seluruh harta bendanya. Lelang tanah di Bandung ini menjadi salah satu bukti ketegasan jaksa dalam mengejar aset koruptor demi menutupi lubang kerugian negara yang ditinggalkan.