finnews.id – Gunung Semeru masih belum tenang. Aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih didominasi gempa dan letusan pada akhir pekan lalu.
“Pada periode pengamatan enam jam terakhir pada Minggu pukul 06.00-12.00 WIB tercatat 40 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dengan lama gempa 66-173 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dikutip Antara, Senin, 15 Desember 2025.
Selain gempa letusan, Gunung Semeru juga mengalami tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15 mm.
“Untuk pengamatan visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah utara dan timur laut,” tuturnya.
Semeru Masih Berstatus Siaga
Status Gunung Semeru masih pada Level III atau siaga, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberi sejumlah rekomendasi yakni tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” katanya.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.