finnews.id – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, resmi mengukuhkan Ny. Mindriyati Astiningsih Laka Lena sebagai Bunda Literasi NTT Periode 2025–2030 dalam upacara yang berlangsung di Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT,Kamis (11/12). Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur NTT Nomor 497-Kep-HK-2025 yang ditandatangani pada 9 Desember 2025.
Pengukuhan tersebut menjadi agenda pembuka Festival Literasi NTT 2025, yang digelar pada 11–13 Desember 2025. Berbagai kegiatan seperti bincang literasi, lomba story telling, pameran karya literasi, hingga bazar UMKM menjadi bagian dari festival yang ditujukan untuk memperluas ruang edukasi dan kreativitas masyarakat.
Festival ini dirancang sebagai wadah kolaboratif untuk meningkatkan kualitas literasi, memperkuat karakter budaya, serta mempromosikan berbagai inovasi perpustakaan di NTT. Peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, praktisi pendidikan, pegiat literasi, hingga masyarakat umum.
Gubernur Melki Laka Lena menekankan, literasi adalah kemampuan fundamental yang menentukan kualitas berpikir seseorang.
“Literasi bukan hanya membaca atau menulis. Literasi adalah kunci memahami dunia dan menentukan arah hidup,” tegasnya.
Ia juga menyoroti urgensi budaya membaca dalam keluarga. Menurutnya, kebiasaan membaca harus dimulai dari rumah agar anak-anak tumbuh dengan kemampuan berpikir kritis dan wawasan yang kuat.
“Pemimpin yang rajin membaca akan menghasilkan kebijakan yang lebih terukur dan berdampak,” ujarnya.
Melki turut mengingatkan dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan pada anak-anak. Berdasarkan berbagai penelitian, katanya, kebiasaan bermain gawai secara berlebihan dapat mengurangi kemampuan memahami informasi dan menurunkan daya ingat. Ia mendorong masyarakat kembali memprioritaskan membaca buku sebagai fondasi literasi.
Kepada Bunda Literasi yang baru dikukuhkan, Gubernur Melki menyampaikan harapan agar berbagai kegiatan literasi dapat digelar secara rutin setiap bulan. Ia juga meminta agar program perpustakaan desa kembali digiatkan sebagai pusat aktivitas membaca bagi anak-anak dan masyarakat.