BNPB Rilis Data Terbaru Korban Bencana Sumatera: 744 Orang Meninggal Dunia
Finnews.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui jumlah korban yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Data terbaru yang dirilis menunjukkan peningkatan signifikan pada angka korban.
Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) melaporkan bahwa hingga Selasa 2 Desember 2025 pukul 23.28 WIB, sebanyak 744 orang telah dikonfirmasi meninggal dunia akibat bencana ini di ketiga provinsi tersebut. Selain itu, 551 orang yang hingga kini dilaporkan masih hilang.
Rincian Korban di Tiga Provinsi Terdampak
Total keseluruhan jumlah korban yang tercatat sangat masif. Selain korban jiwa dan hilang, sebanyak 2.600 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Secara keseluruhan, bencana ini berdampak langsung kepada 3,3 juta jiwa, dengan jumlah pengungsi mencapai 1,1 juta orang.
Apabila dirinci per provinsi, Sumatera Utara mencatatkan angka korban meninggal tertinggi dengan 301 orang. Di provinsi ini, sebanyak 163 orang masih dalam status hilang.
Sementara itu, di Sumatera Barat, dilaporkan sebanyak 225 orang meninggal dunia, dan 161 orang dilaporkan hilang. Provinsi Aceh mencatat 218 korban meninggal dunia dengan 227 orang yang masih dinyatakan hilang.
Ribuan Rumah Rusak dan Kerugian Infrastruktur Masif
Selain korban jiwa, kerugian infrastruktur yang diakibatkan oleh bencana ini sangat besar dan memerlukan penanganan segera.
Total rumah yang mengalami kerusakan di tiga provinsi tersebut mencapai ribuan unit. Tercatat, sebanyak 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rumah rusak ringan.
Fasilitas publik juga tidak luput dari amukan bencana. BNPB melaporkan bahwa 42,5% fasilitas pendidikan mengalami kerusakan serius.
Lebih lanjut, 1,18% fasilitas kesehatan turut rusak, dan 16,97% tempat peribadatan dilaporkan rusak. Data mencengangkan juga menunjukkan bahwa 39,34% jembatan mengalami kerusakan, memutus akses transportasi dan logistik di wilayah terdampak.