Home Internasional Pertemuan Trump–Xi di Busan: Akankah Perang Dagang AS–China Berakhir?
Internasional

Pertemuan Trump–Xi di Busan: Akankah Perang Dagang AS–China Berakhir?

Bagikan
Perang Dagang
Perang Dagang, Image: Viarami Pixabay
Bagikan

finnews.id – Pertemuan Trump–Xi menjadi sorotan dunia karena dianggap sebagai momen krusial yang menentukan arah hubungan dua kekuatan ekonomi terbesar di planet ini. Setelah berbulan-bulan ketegangan, tarif balasan, dan ancaman sanksi baru, keduanya akhirnya duduk bersama di Busan. Banyak pihak menilai pertemuan ini sebagai upaya untuk menata ulang globalisasi yang terguncang sejak pandemi, namun pertanyaannya tetap sama, apakah perang dagang AS–China benar-benar akan berakhir?

Awal Ketegangan dan Perang Tarif

Sejak awal masa jabatan keduanya, Trump dan Xi saling menuding tentang ketimpangan perdagangan dan praktik ekonomi yang dianggap tidak adil. Washington merasa Beijing memanfaatkan perdagangan bebas tanpa memberi akses yang seimbang bagi perusahaan Amerika, sedangkan Beijing menilai AS melakukan tekanan berlebihan terhadap kedaulatan ekonomi China. Dari situlah perang tarif dimulai, dengan Trump menaikkan bea masuk hingga 145 persen untuk produk China, dan Xi membalas dengan tarif setara bagi produk pertanian Amerika.

Kondisi tersebut menciptakan kekacauan bagi rantai pasok global. Banyak perusahaan mulai memindahkan pabrik mereka ke Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Malaysia, untuk menghindari beban pajak impor yang melonjak. Sementara itu, pelaku bisnis Amerika terpaksa mencari sumber bahan baku baru karena produk China menjadi terlalu mahal.

Namun meskipun dampaknya terasa berat, kedua pihak tetap bertahan dengan strategi keras. Pertemuan Trump–Xi kali ini menjadi satu-satunya cara untuk meredam eskalasi yang mulai merusak ekonomi global.

TikTok, Chip, dan Taruhan Teknologi

Pertemuan di Busan juga melibatkan isu lain yang lebih sensitif, yakni kontrol atas teknologi. TikTok, aplikasi asal China yang begitu populer di Amerika, menjadi simbol ketegangan digital antara kedua negara. Trump menuntut agar operasi TikTok di AS dijual ke pihak lokal dengan alasan keamanan nasional, sementara Xi melihat tuntutan itu sebagai bentuk tekanan politik terselubung.

Di sisi lain, Washington memperketat akses China terhadap chip berteknologi tinggi dari perusahaan seperti Nvidia. Pembatasan ekspor tersebut menekan ambisi Beijing dalam membangun industri kecerdasan buatan dan semikonduktor canggih. Sebagai balasan, China mulai memperkuat dukungan terhadap produsen dalam negeri seperti Huawei dan Alibaba. Langkah itu bukan sekadar respons jangka pendek, tetapi juga strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Barat.

Pertarungan chip ini mencerminkan bagaimana perang dagang kini bergeser ke arena yang lebih strategis. Kedua negara tidak hanya berebut pasar, tetapi juga berebut dominasi teknologi masa depan.

Bagikan
Artikel Terkait
TRUMP MAIN API! Perintahkan Uji Coba Nuklir
Internasional

TRUMP MAIN API! Perintahkan Uji Coba Nuklir: Saya Benci Melakukannya 

Finnews.id – Dunia dibuat gemetar oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump....

Komet Lemmon
Internasional

Komet Lemon ‘Terlilit’ Terekam Bidikan Astronom Italia, Heboh di Media Sosial

Finnews.id – Dunia astronomi global dikejutkan oleh sebuah bidikan yang disebut sebagai...

Trump dan Xi Jabat Tangan
Internasional

Trump dan Xi Jabat Tangan di Busan: Harapan Baru Hubungan AS–China

finnews.id – Trump dan Xi bertemu di Busan, Korea Selatan, dalam suasana...

Keganasan Badai Melissa
Internasional

Pemanasan Laut Bikin Badai Melissa Makin Ganas: Ilmuwan Ungkap Penyebab Utamanya

finnews.id – Keganasan Badai Melissa mengguncang kawasan Karibia dan mengundang perhatian ilmuwan...