finnews.id – Hutang sering kali menjadi beban berat bagi seseorang, bukan hanya secara finansial tetapi juga mental dan spiritual.
Dalam ajaran Islam, berhutang diperbolehkan jika memang dibutuhkan, tetapi sangat dianjurkan untuk segera dilunasi agar tidak menjadi tanggungan di dunia maupun di akhirat.
Islam mengajarkan bahwa setiap muslim yang berhutang wajib berusaha keras melunasinya.
Selain ikhtiar nyata melalui bekerja, berhemat, dan mengelola keuangan dengan bijak, seorang muslim juga dianjurkan untuk melakukan ikhtiar spiritual, yaitu berdoa memohon kepada Allah agar diberi kelapangan rezeki dan kemudahan dalam melunasi hutang.
Pentingnya Doa dalam Melunasi Hutang
Doa bukan hanya sekadar permintaan, melainkan juga bentuk tawakal dan pengakuan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pemberi jalan keluar dari setiap kesempitan.
Dengan rutin membaca doa agar terlepas dari hutang, seorang muslim akan diajarkan untuk:
-
Bersabar dalam menghadapi ujian finansial.
-
Tawakal dan yakin bahwa rezeki sudah diatur Allah.
-
Ikhlas dalam berusaha dan tidak berputus asa.
-
Mendapat ketenangan hati meskipun masih dalam proses melunasi hutang.
Doa Rasulullah SAW Agar Terbebas dari Hutang
Dalam salah satu riwayat hadits, Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus agar seorang muslim dibebaskan dari jeratan hutang. Doa ini bisa diamalkan setiap hari, terutama sebelum tidur, setelah berwudhu, dan berbaring ke arah kanan sesuai sunnah.
Lafaz Doa dalam Bahasa Arab
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
Transliterasi Latin
Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
Artinya
“Ya Allah, Tuhan yang menguasai langit yang tujuh, Tuhan yang menguasai ‘Arsy yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Tuhan yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Tuhan yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya.
Ya Allah, Engkaulah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelah-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang lahir, tidak ada sesuatu di atas-Mu.
Engkaulah yang batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Ya Allah, kami mohon anugerahkan kecukupan rezeki untuk melunasi hutang-hutang kami, ya Allah, dan bebaskan kami dari kefakiran.” (HR. Muslim).