Catatan Dahlan Iskan

Salahnya Nasib

Bagikan
Salahnya Nasib
Ekor pesawat Air India yang jatuh pada 12 Juni 2025 lalu. -AFP-
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

 

Harusnya saya tidak menulis ini: Anda sudah tahu semua. Tapi sebagai orang yang begitu sering naik pesawat Boeing 787, kecelakaan ini sungguh aneh: dua mesin mati mendadak. Bersamaan pula. Tidak masuk akal.

Akhirnya nasib kita memang di tangan pilot –nasib pilot di tangan Tuhan. Atau di tangan istrinya. Atau siapa pun. Saat naik 787 ke Amerika p/p bulan lalu nasib saya baik.

Kesimpulan tim penyelidik kecelakaan Air India 12 Juni lalu sudah mengerucut: kecelakaan itu akibat kesalahan pilot. Satu pilot. Pilot A. Pilot satunya sudah berusaha cek. Telat. Pesawat sudah kehilangan daya dorong. Ia hanya bisa mengaktifkan RAT. Agar turbin cadangan yang sangat kecil itu berfungsi. Tidak berhasil. Tidak ada lagi waktu. Pesawat sudah jatuh menimpa tempat pendidikan dokter di dekat bandara Ahmadabad, ibu kota negara bagian Gujarat.

“Kenapa saluran bahan bakar dimatikan?” tanya pilot B kepada pilot A.

“Saya tidak melakukannya,” jawab pilot A.

Pembicaraan itu terekam di black box yang sudah mulai dibuka isinya. Belum berhasil dibuka semua tapi bukaan sebagian itu sudah menjadi inti masalah: saluran bahan bakar ke mesin dalam posisi off.

Padahal posisi off hanya terjadi saat pesawat sudah berhasil mendarat dan sudah mencapai terminal. Pilot yang meng-off- kan. Saat pesawat mau berangkat pilot harus mengubah saklar bahan bakar dari off ke run.

Untuk membuat saluran bahan bakar itu off atau run tidak otomatis. Dibuat manual. Pilot harus dengan sadar sesadar-sadarnya untuk mengubah saklar itu off atau run. Disebut sesadar-sadarnya karena tidak mungkin saklar itu berubah karena tersenggol. Harus ada dua gerakan dari tangan pilot untuk membuat off. Yakni menarik saklar itu ke arah badan pilot dan kemudian menekannya ke bawah. Begitulah penjelasan para pilot di banyak media di India.

Waktu pilot B melihat posisi saluran bahan bakar off pesawat baru satu menit lebih take off. Berarti baru dua menit dihitung dari pesawat bergerak meninggalkan start di landasan pacu. Masih begitu awal. Sudah di-off-kan.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Iqro Jimmy

Oleh: Dahlan Iskan Saya orang ketiga yang tiba di musala Iqro’ subuh...

Catatan Dahlan Iskan

Fikih Finance

Oleh: Dahlan Iskan Terlalu pagi. Pukul 05.00 saya sudah dijemput. Untuk pergi...

Catatan Dahlan Iskan

ICCWA Tempayan

Oleh: Dahlan Iskan   Ada istilah Balok di Perth, Australia Barat. Saya...

Catatan Dahlan Iskan

Bonek Bonita

Oleh: Dahlan Iskan “Saleem… sathu… nyali !!!” “Wani !!!!!!” Ini beda. Yang...