Ilmu Neurosains dan Kebutuhan Kontrol Teknologi
Dukungan terhadap pernyataan Albanese mengenai pentingnya mengendalikan teknologi didukung oleh bukti ilmiah yang semakin kuat dari bidang neurosains perkembangan.
Studi menunjukkan bahwa lobus prefrontal otak remaja, yang bertanggung jawab atas penilaian, perencanaan, dan pengendalian impuls, belum sepenuhnya berkembang hingga awal masa dewasa.
Keterbatasan ini membuat remaja lebih rentan terhadap fitur adiktif yang dirancang oleh platform media sosial, yang beroperasi berdasarkan mekanisme hadiah instan melalui notifikasi dan likes.
Sebuah laporan oleh American Psychological Association, misalnya, menekankan bahwa paparan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu tidur, mengurangi waktu aktivitas fisik, dan memicu neurobiological drive yang mengarah pada perilaku kompulsif.
Saat Albanese mengatakan bahwa “teknologi telah melakukan hal-hal indah tetapi kita perlu tetap mengendalikan itu,” ia secara tidak langsung menunjuk pada perlunya batasan eksternal untuk melindungi sistem saraf remaja yang masih rentan.
Kebijakan Larangan Media Sosial 16 Tahun Australia adalah upaya legislatif untuk menahan laju stimulasi digital yang berlebihan ini, memberikan kesempatan kepada otak remaja untuk berkembang dalam lingkungan yang lebih seimbang dan fokus pada interaksi dunia nyata.
Langkah Memimpin Dunia dan Tantangan di Depan
Anthony Albanese bangga mengakui bahwa inisiatif Australia ini bersifat “memimpin dunia” (world-leading), sebuah indikasi bahwa pemerintahannya sadar bahwa mereka sedang menetapkan standar baru untuk regulasi teknologi global.
Ia memprediksi bahwa negara-negara lain di seluruh dunia kini sedang mempelajari model Australia, sebuah pengakuan atas urgensi isu ini melampaui batas geografis.
Meski demikian, PM Albanese juga bersikap realistis terhadap implementasi. Ia dengan jujur menyatakan bahwa “akan ada hambatan di perjalanan,” merujuk pada tantangan teknis dalam memverifikasi usia pengguna secara efektif dan menghadapi potensi perlawanan dari perusahaan teknologi raksasa.
Namun, bagi Albanese, tantangan ini adalah bagian dari diskusi yang diperlukan. Ia berpendapat bahwa adanya diskusi mengenai batas etika penggunaan teknologi ini adalah bentuk keberhasilan itu sendiri, sebuah langkah maju dalam memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak mengorbankan masa depan anak-anak.