finnews.id – Kebijakan yang menggemparkan dunia mengenai batasan akses platform media sosial telah resmi bergulir di Australia. Pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anthony Albanese mengambil langkah yang berani dan revolusioner dengan memberlakukan larangan media sosial untuk remaja Australia, sebuah keputusan yang didorong oleh data mengkhawatirkan mengenai kesehatan mental kaum muda.
Albanese tidak hanya sekadar mengumumkan regulasi, ia berdiri tegak membela keputusan tersebut, menyatakan rasa bangganya sebagai pemimpin negara yang berani memprioritaskan kesejahteraan anak di atas tekanan digital.
Anthony Albanese menyampaikan sikapnya dengan sangat jelas dan penuh keyakinan. Ia menyebut hari di mana kebijakan ini diluncurkan sebagai sebuah momen yang membanggakan.
“Ini adalah hari yang membanggakan untuk menjadi perdana menteri Australia,” demikian tutur Albanese, menggarisbawahi pentingnya langkah ini.
Bagi Albanese, inti dari kebijakan ini adalah pengembalian kekuasaan kepada unit terkecil masyarakat.
Ia menggambarkan inisiatif ini sebagai “keluarga mengambil kembali kendali, orang tua mendapatkan ketenangan pikiran yang lebih,” sementara pada saat yang sama, memberikan izin bagi generasi muda “untuk dapat menikmati masa kanak-kanak mereka.”
Sikap ini menunjukkan adanya pemahaman mendalam tentang pergeseran dinamika kekuasaan dari ruang digital kembali ke dalam lingkungan keluarga.
Krisis Kesehatan Mental Sebagai Pendorong Utama Kebijakan
Kekhawatiran PM Albanese bukanlah tanpa dasar. Ia secara eksplisit menyinggung korelasi antara maraknya penggunaan media sosial dan lonjakan masalah kesehatan mental di kalangan remaja.
Ia mengingatkan bahwa, “Generasi telah bertahan tanpa berada di media sosial sebelumnya,” sebuah kutipan yang menantang asumsi modern bahwa akses digital tanpa batas adalah suatu keharusan.
Narasi ini menegaskan bahwa media sosial, meskipun menawarkan konektivitas dan informasi, telah membawa dampak samping yang serius dan tidak boleh diabaikan.
Data-data global dan studi lokal di Australia menunjukkan peningkatan dramatis pada kasus kecemasan, depresi, dan isu citra diri di antara pengguna media sosial yang masih berusia sangat muda.
Para psikolog dan psikiater telah lama menyuarakan kekhawatiran tentang dampak paparan perbandingan sosial yang tidak realistis, cyberbullying, dan konten berbahaya yang dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak yang belum matang secara emosional.
Keputusan PM Albanese untuk mengaitkan kebijakan Larangan Media Sosial 16 Tahun Australia langsung dengan isu kesehatan mental menunjukkan bahwa pemerintah memandang hal ini sebagai masalah krisis nasional yang memerlukan intervensi tegas.