finnews.id – Pertempuran antara militer Thailand dan Kamboja meluas pada Selasa, 9 Desember 2025. Bentrokan melebar ke wilayah-wilayah baru di perbatasan yang disengketakan.
Jumlah korban tewas akibat bentrokan terbaru meningkat menjadi 10 orang dan lebih dari 140.000 warga sipil mengungsi akibat kekerasan.
Kedua negara saling menyalahkan atas bentrokan baru yang terjadi terkait sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama seabad.
Peningkatan ketegangan menyebabkan Thailand melancarkan serangan udara dan menggunakan tank untuk menyerang negara tetangganya di awal pekan ini.
Mantan pemimpin berpengaruh Kamboja, Hun Sen, mengatakan, negaranya telah membalas serangan Thailand, setelah Phnom Penh membantah membalas serangan selama dua hari.
Bentrokan minggu ini adalah yang paling mematikan sejak kedua negara tetangga terlibat dalam pertempuran sengit selama lima hari pada bulan Juli.
Pertempuran tersebut menewaskan puluhan orang dan membuat sekitar 300.000 orang mengungsi sebelum gencatan senjata diberlakukan.
Puluhan Ribu Orang Dievakuasi dari Wilayah Perbatasan
Puluhan ribu orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan sejak pertempuran baru dimulai pada hari Minggu, kata para pejabat.
Warga Kamboja, Poan Hay, 55 tahun, mengatakan ia meninggalkan rumahnya di Provinsi Oddar Meanchey pada hari Senin, setelah mendengar suara tembakan.
Ini merupakan keempat kalinya ia mengungsi tahun ini karena pertempuran yang terus-menerus di perbatasan.
“Saya sangat marah kepada tentara Thailand, tetapi saya meminta mereka untuk berhenti menembaki warga Kamboja,” kata Poan Hay kepada AFP.
Ia berlindung di sebuah pagoda bersama kerabatnya, sekitar 70 km dari perbatasan di Srei Snam, Provinsi Siem Reap.
“Selama lima bulan terakhir, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya khawatir tentang keselamatan kami,” katanya.
“Kemarin, jet-jet tempur Thailand terbang di sepanjang perbatasan. Saya sangat takut.”
Phnom Penh menuduh pasukan Thailand menembaki posisi-posisi mereka semalaman, yang menewaskan dua orang yang sedang bepergian di jalan nasional.