finnews.id – Polisi Israel menggerebek markas besar badan pengungsi PBB di Palestina, UNRWA yang berlokasi di Yerusalem Timur pada Senin, 8 Desember 2025. Polisi Israel juga dilaporkan mengibarkan bendera Israel di gedung itu.
Juru bicara Kepolisian Israel, Dean Elsdunne, mengatakan, pihaknya berada di lokasi tersebut untuk mendampingi pegawai pemerintah kota Yerusalem yang sedang melakukan prosedur penagihan utang di kompleks tersebut.
Dilaporkan pula, UNRWA, yang telah dituduh bias oleh Israel, tidak menggunakan gedung tersebut sejak awal tahun ini.
Hal ini terjadi setelah Israel memerintahkan UNRWA untuk mengosongkan semua bangunan di kompleks tersebut dan menghentikan operasinya.
Polisi Israel Memaksa Masuk Kompleks Gedung UNRWA
George Khoury, pemilik perusahaan keamanan yang dikontrak UNRWA untuk mengamankan kantor pusat, mengatakan bahwa petugas dan polisi pemerintah kota tiba pada Senin pagi.
Mereka memaksa masuk ke kompleks tersebut, dan menahan beberapa petugas keamanan. Beberapa jam kemudian, sebuah bendera Israel dikibarkan di atas salah satu bangunan.
“Sepeda motor, truk, dan forklift polisi dikerahkan dan komunikasi diputus. Peralatan TI, furnitur, dan properti lainnya telah disita,” ujar Khoury.
UNRWA Kecam Tindakan Israel
“Tindakan terbaru ini merupakan pengabaian terang-terangan terhadap kewajiban Israel sebagai Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melindungi & menghormati hak asasi PBB,” tulis kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, di halaman X.
“Membiarkan hal ini merupakan tantangan baru terhadap hukum internasional, yang menciptakan preseden berbahaya di mana pun PBB berada di seluruh dunia.”
Juru bicara UNRWA, Jonathan Fowler, mengatakan melalui telepon dari Amman, bahwa kompleks Yerusalem Timur tetap menjadi lokasi PBB meskipun Israel melarang operasinya dan bahwa badan tersebut “tidak memiliki utang kepada pemerintah kota. Titik.”
Seorang juru bicara pemerintah kota belum memberikan komentar. Kantor Perdana Menteri Israel dan Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait penggerebekan tersebut.