finnews.id – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) mendatangkan tim ahli dari China untuk membantu proses pencarian korban banjir bandang yang diduga masih tertimbun lumpur di sejumlah wilayah terdampak parah.
Tim ini terdiri dari lima orang tenaga ahli yang membawa perangkat khusus pendeteksi jasad di dalam lumpur, teknologi yang dinilai sangat penting untuk mempercepat proses evakuasi.
“Mereka punya alat yang bisa mendeteksi keberadaan mayat di dalam lumpur. Ini sangat membantu kami di lapangan,” ujar Mualem dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12).
Menurut Mualem, masih terdapat sejumlah korban yang belum ditemukan, terutama di wilayah Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang.
Ketebalan lumpur di beberapa titik bahkan mencapai setinggi pinggang orang dewasa, sehingga menyulitkan tim SAR dalam melakukan pencarian secara manual.
“Kondisi lumpurnya sangat dalam. Karena itu, kita butuh bantuan alat khusus untuk mempercepat pencarian korban yang masih tertimbun,” lanjutnya.
Sebelumnya, Mualem juga menggambarkan situasi di lapangan sebagai sangat memprihatinkan. Sejumlah desa di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, hingga sebagian wilayah Bireuen dilaporkan rata tersapu banjir bandang, bahkan ada kampung yang nyaris menghilang terbawa arus.
Untuk mempercepat distribusi bantuan, Gubernur menginstruksikan agar arus pengambilan logistik dan sembako yang semula terpusat di Banda Aceh dialihkan ke Krueng Geukueh dan Bandara Malikussaleh. Langkah ini diambil agar bantuan bisa lebih cepat menjangkau wilayah-wilayah terparah.
Selain bahan makanan, Mualem juga menegaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan tenda darurat dan air bersih yang hingga kini masih sangat kurang di berbagai titik pengungsian.
Berdasarkan data sementara hingga Jumat malam (5/12/2025), bencana banjir bandang di Aceh telah menelan korban 349 orang meninggal dunia, 92 orang dinyatakan hilang, serta menyebabkan 842 titik pengungsian dengan total 194.233 kepala keluarga atau sekitar 775.346 jiwa terdampak.
Upaya pencarian dan penanganan korban terus dikebut, sementara pemerintah daerah dan relawan masih berjibaku di tengah medan berat dan cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat.