finnews.id – Upaya pembuatan parit darurat di Jalan Pacuan Kuda, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, yang semula bertujuan mempercepat aliran air justru berubah menjadi bencana baru.
Proses pengerjaan yang melibatkan alat berat ekskavator itu awalnya dilakukan untuk mencegah genangan lebih besar, namun kondisi tanah di bawah badan jalan rupanya jauh lebih rapuh dari perkiraan.
Tanah dasar yang sebagian besar terdiri dari pasir tidak mampu menahan tekanan air yang mengalir deras ke arah galian.
Dalam waktu singkat, pondasi jalan kehilangan kekuatan. Arus air yang menghantam bagian bawah badan jalan membuat permukaan aspal perlahan turun, hingga akhirnya amblas dan runtuh seketika.
Detik-detik kehancuran jalan tersebut sempat mengejutkan warga sekitar.
Mereka tak menyangka bahwa kondisi tanah yang tampak stabil dari permukaan ternyata hanya ditopang oleh lapisan pasir yang mudah tergerus.
Begitu aliran air memasuki parit darurat, struktur tanah tidak memiliki cukup kekuatan untuk mempertahankan badan jalan yang ada di atasnya.
Robohnya jalan di kawasan Pacuan Kuda ini menyebabkan akses masyarakat langsung lumpuh.
Jalur yang selama ini menjadi penghubung utama antar-wilayah mendadak terputus total.
Warga pun harus mencari jalur alternatif yang jaraknya lebih jauh dan memakan waktu lebih lama.
Banyak yang mengaku tidak menduga kerusakan begitu besar bisa terjadi dalam rentang waktu yang sangat cepat.
Penduduk setempat mengatakan bahwa suara runtuhan terdengar cukup keras, diikuti getaran yang membuat banyak warga terkejut dan panik.
Beberapa orang yang sedang berada tidak jauh dari lokasi segera menjauh karena khawatir terjadi longsoran susulan.
Permukaan jalan yang sebelumnya tampak kokoh berubah menjadi celah besar yang menganga.
Kejadian ini juga memicu kekhawatiran terkait stabilitas infrastruktur di daerah yang memiliki karakteristik tanah serupa.
Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk memperbaiki kerusakan sekaligus mengevaluasi konstruksi dan kualitas tanah di sepanjang jalur tersebut.