Operasi Senyap Lintas Negara: BNN Amankan Dalang Penyelundupan Sabu di Kamboja
Finnews.id – Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengamankan Dewi Astutik alias Mami, buronan narkoba internasional. Dewi Astutik diduga sebagai aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu dari jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025 lalu. Keberhasilan BNN dalam upaya pemberantasan narkoba internasional ini berkat operasi senyap lintas negara.
Penangkapan Dewi Astutik ini berlangsung di Sihanoukville, Kamboja. Operasi tersebut tidak hanya melibatkan tim BNN, tetapi juga sinergi antara Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI di Kamboja, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, serta Bea dan Cukai.
Dalam konferensi pers diungkapkan, bahwa Operasi pengejaran internasional ini dipimpin langsung oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan, yang merupakan tindak lanjut dari perintah Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto.
Kemudian operasi ini mendapatkan dukungan penuh dari Atase Pertahanan RI di Kamboja dan BAIS TNI dipimpin Yudi Abrimantyo.
Campur tangan BAIS TNI ini sangat penting, sebab mereka berperan dalam melakukan pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi di tingkat regional, memastikan target tidak dapat melarikan diri.
Sementara proses pemenuhan legalitas pemindahan tersangka difasilitasi penuh oleh jalur diplomasi. Duta Besar RI untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, bersama jajaran KBRI Phnom Penh, bekerja sama erat dengan Wakil Kepala Kepolisian Nasional Kamboja, Chuon Narin, yang membantu proses penangkapan dan pengamanan di lapangan.
Dewi Astutik, yang diketahui juga menjadi buronan negara Korea Selatan, diamankan saat ia tengah menuju lobi sebuah hotel di Sihanoukville.
“Tim pelaksana operasi bertindak cepat dan presisi sehingga penangkapan berlangsung tanpa menimbulkan gangguan publik. Setelah diamankan, Dewi dipindahkan ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antarotoritas,” ungkap Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto mengutip IG BNN, Rabu 3 Desember 2025.