finnews.id – Dengan semakin dekatnya musim dingin, kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza tetap memprihatinkan. Hal itu diungkapkan PBB pada Selasa, 2 Desember 2025.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan mitranya sedang berupaya meningkatkan bantuan bagi warga sipil — khususnya anak-anak — yang telah “sangat menderita” selama dua tahun terakhir.
Ia menjelaskan, dalam dua bulan terakhir, para mitra telah menyediakan puluhan ribu barang penting untuk membantu persiapan menghadapi cuaca dingin – termasuk sepatu, pakaian, selimut, dan handuk – kepada anak-anak di seluruh Jalur Gaza.
“Dan selama 10 hari terakhir bulan November, 160 tenda kegiatan telah didistribusikan, yang memungkinkan ribuan anak untuk mengakses kegiatan dukungan kesehatan mental dan psikososial serta layanan manajemen kasus,” tambahnya.
WHO Pimpin Evakuasi Medis 18 Pasien dari Gaza
Beralih ke isu kesehatan, Dujarric mengatakan tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memimpin evakuasi medis 18 pasien dan 54 pendamping dari Gaza untuk perawatan di luar negeri.
WHO menyatakan, bahwa lebih dari 16.500 pasien masih membutuhkan perawatan yang menyelamatkan jiwa di luar Jalur Gaza.
“Kami terus menyerukan pembukaan semua penyeberangan dan koridor perbatasan yang tersedia – termasuk agar pasien dapat berobat di Tepi Barat – dan menekankan perlunya akses tanpa hambatan bagi tim medis darurat internasional untuk memasuki Gaza,” ujarnya.
“Selama 24 jam terakhir, kami juga terus menerima laporan serangan udara, penembakan, dan tembakan di kelima kegubernuran di Jalur Gaza,” lanjutnya.
Beralih ke Tepi Barat, Dujarric mengatakan PBB “masih prihatin” tentang dampak operasi pasukan Israel di wilayah utara Tubas dan Jenin yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini terjadi di tengah laporan pengungsian, ketidakamanan, kerusakan jaringan air, dan penutupan beberapa bangunan komersial.
“Dalam dua hari terakhir saja, hampir dua lusin keluarga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka, yang telah diubah menjadi pos pengamatan militer,” tambahnya.