finnews.id – Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) menolak permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bergerak menuju normalisasi dengan Israel.
Dilaporkan Axios, Selasa, 25 November 2025, desakan itu muncul dalam pertemuan puncak MBS dan Trump baru-baru ini di Washington.
Menurut media tersebut, pembicaraan itu menyinggung keinginan Washington agar Riyadh bergabung dengan lingkaran perjanjian perdamaian regional yang semakin luas.
Namun, Putra Mahkota dengan tegas menegaskan kembali posisi lama Kerajaan, bahwa normalisasi apa pun bergantung pada penerimaan Israel terhadap solusi dua negara dan pendirian negara Palestina.
“Putra Mahkota Saudi menanggapi permintaan Trump dengan tegas dan memegang teguh posisinya,” lapor Axios.
Dilaporkan pula, bahwa dua pejabat AS menggambarkan Pangeran Mohammed bin Salman sebagai “pemimpin yang kuat.”
“Selama pertemuan 18 November, Trump adalah orang yang mengangkat isu tersebut dan mendesak MBS untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham,” lapor Axios, mengutip para pejabat AS.
“Pada saat itu, percakapan menjadi tegang,” kata para pejabat. Saat Trump mendesak, MBS membalas,” demikian laporan tersebut.
MBS Lakukan Kunjungan Resmi ke AS
Putra Mahkota tiba di Washington dalam kunjungan kerja resmi pada 18 Oktober atas arahan Raja Salman bin Abdulaziz, menyusul undangan dari Presiden Trump.
Keduanya mengadakan pembicaraan di Gedung Putih, di tengah apa yang secara luas digambarkan sebagai sambutan yang sangat hangat.
Dalam konferensi pers berikutnya, MBS menegaskan kembali visi Arab Saudi untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah.
Ia menekankan bahwa Kerajaan Arab Saudi mengupayakan perdamaian dengan Israel, Palestina, dan kawasan secara keseluruhan, tetapi hanya melalui “rencana yang jelas” yang memastikan jalan yang nyata menuju solusi dua negara.
Riyadh telah berulang kali menggarisbawahi perlunya resolusi yang adil yang dimulai dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka.