Finnews – Kepala Pelaksana BPBD Belu, Fransiskus Xaverius Asten, ditemukan meninggal di jurang Sabanese dua hari setelah pamit beli rokok. Polisi dan keluarga mencium kejanggalan.
Kabar duka menyelimuti Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belu, Fransiskus Xaverius Asten, ditemukan tak bernyawa di dasar jurang Sabanese, Jalan Trans Timor, Kecamatan Kakuluk Mesak, pada Minggu, 9 November 2025.
Penemuan jenazah ini segera memicu penyelidikan mendalam oleh Kepolisian Resor (Polres) Belu, mengingat Fransiskus Xaverius Asten adalah pejabat tinggi di instansi vital penanganan bencana.
Hilang Setelah Pamit Singkat
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Fransiskus terakhir kali terlihat pada Jumat malam, 7 November 2025, sekitar pukul 18.55 WITA. Korban pamit dari rumah dengan alasan sederhana, hendak membeli rokok. Namun, sejak kepergiannya, Fransiskus tidak pernah kembali ke rumah.
Kekhawatiran keluarga memuncak setelah dua hari tidak ada kabar. Pihak keluarga kemudian secara resmi membuat Laporan Orang Hilang ke Polres Belu dengan Nomor: LP/B/17/XI/2025/SPKT/POLRES BELU/POLDA NTT.
Ditemukan di Lokasi Rawan Kecelakaan
Upaya pencarian oleh keluarga berakhir setelah seorang warga, Hubertus Laumen, menemukan jenazah Fransiskus Xaverius Asten berada di dasar jurang di tepi Jalan Trans Timor, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak. Jalan Trans Timor sendiri merupakan jalur yang terkenal rawan kecelakaan di wilayah tersebut.
Polisi hingga kini belum menyimpulkan penyebab pasti kematian Kepala BPBD Belu tersebut. Apakah peristiwa ini murni kecelakaan tunggal di lokasi yang dikenal berbahaya, atau terdapat indikasi lain seperti menjadi korban kriminalitas.
Autopsi Menjadi Kunci Penentu
Guna menguak tabir misteri ini, polisi langsung mengambil tindakan investigasi. Kasat Reskrim Polres Belu, IPTU Rio Rinaldy Panggabean, menegaskan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intensif.
Polres Belu berencana segera melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Rencana autopsi ini juga atas permintaan tegas dari pihak keluarga korban yang merasa adanya kejanggalan atas kematian mendadak Fransiskus.