Awalnya pekerja berasal dari Tiongkok, tetapi kini tenaga kerja paksa itu datang dari 56 negara, termasuk Indonesia. Hanya manajer tingkat tinggi yang diberi kebebasan bergerak, sementara pekerja lain hidup dalam pengawasan ketat.
Penipuan ini menyasar korban dari seluruh dunia, memanfaatkan alat terjemahan dan kecerdasan buatan. Pada 2024, Departemen Keuangan AS mencatat kerugian mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS akibat scam berbasis Asia Tenggara.
Kasus terbaru melibatkan Chen Zhi, pengusaha Tiongkok-Kamboja, yang didakwa menipu 250 warga AS dengan kerugian jutaan dolar, termasuk satu korban yang kehilangan 400 ribu dolar dalam bentuk kripto.
Ancaman yang Terus Berkembang
Meski sejumlah operasi militer berhasil membebaskan ribuan pekerja, jaringan utama di balik industri scam ini masih beroperasi. Aktivis kemanusiaan mendesak agar aparat menindak para bos besar dan sindikat lintas negara, bukan hanya menyelamatkan korban.
“Jika pelaku utama tidak ditangkap, mereka bisa terus mencari korban baru kapan saja,” kata Jay Kritiya, koordinator jaringan bantuan korban perdagangan manusia di Thailand.
- jaringan kriminal digital lintas negara
- kasino ilegal
- kejahatan digital
- kerja paksa di pusat scam digital
- kerugian global akibat scam Asia Tenggara
- KK Park Myanmar
- kriminal lintas negara
- operasi militer Myanmar KK Park
- penipuan online
- penipuan online Asia Tenggara
- penipuan online di Asia Tenggara meningkat
- perdagangan manusia
- scam Asia Tenggara
- teknologi dan kejahatan siber