Menteri Komunikasi Andhra Pradesh, Nara Lokesh, melalui unggahan di media sosial, mengumumkan bahwa otoritas telah menyiapkan sebanyak 1.906 kamp bantuan dan 364 tempat penampungan sekolah untuk mengakomodasi para pengungsi.
Proses evakuasi terus berlangsung tanpa henti di 1.238 desa yang dinilai paling rentan terhadap badai.
Untuk memitigasi risiko lebih lanjut dan memastikan keselamatan publik, semua sekolah dan perguruan tinggi diperintahkan untuk tetap tutup hingga hari Rabu. Selain itu, nelayan di sepanjang pesisir telah diperingatkan keras agar tidak melaut.
Sebagai akibat langsung dari kondisi cuaca ekstrem, layanan transportasi juga mengalami gangguan parsial pada Selasa, termasuk layanan kereta api dan penerbangan.
Tidak hanya Andhra Pradesh, negara bagian tetangga Odisha juga melakukan persiapan serius. Pejabat bencana Odisha melaporkan bahwa administrasi negara bagian telah mulai memindahkan sekitar 32.000 orang dari area rentan menuju kamp-kamp penampungan, menunjukkan tingkat keseriusan ancaman yang dirasakan di seluruh wilayah pesisir timur India.
Ancaman Iklim di Asia Selatan: Siklon Lebih Ganas Akibat Pemanasan Global
Siklon Montha yang kini mengancam India ini bukan sekadar peristiwa cuaca biasa, melainkan pengingat mengerikan akan perubahan pola badai di Asia Selatan.
Para ilmuwan iklim global menyuarakan bahwa badai parah kini menjadi lebih sering, ekstrem, dan tidak terduga di kawasan ini, dengan akar masalahnya terletak pada pemanasan global yang didorong oleh emisi gas rumah kaca.
India, sebagai negara terpadat di dunia, juga termasuk salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi saat ini, namun ironisnya, India juga dinilai sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim di dunia.
Seorang ahli meteorologi dari University of Reading di Inggris, Akshay Deoras, menjelaskan mekanisme ilmiah di balik intensitas badai yang meningkat.
“Pemanasan global meningkatkan suhu udara dan juga membuat lautan menjadi hangat. Dan jika lautan sangat hangat, itu akan memasok banyak energi ke badai tropis apa pun di atas lautan,” kata Deoras.