Home Internasional Ledakan Tambang Bawah Tanah di Australia Tewaskan Dua Pekerja
Internasional

Ledakan Tambang Bawah Tanah di Australia Tewaskan Dua Pekerja

Bagikan
Ledakan Tambang Bawah Tanah
Ledakan Tambang Bawah Tanah, Image: DALL·E 3
Bagikan

finnews.id – Ledakan tambang bawah tanah di wilayah terpencil New South Wales, Australia, menimbulkan duka mendalam bagi komunitas kecil di kota Cobar. Peristiwa tragis itu terjadi pada dini hari, ketika tiga orang pekerja tengah bertugas di area operasi bawah tanah. Suara ledakan mengguncang struktur tambang yang berjarak sekitar 700 kilometer dari Sydney, memicu kepanikan di permukaan dan membuat tim penyelamat segera bergerak.

Dua orang pekerja kehilangan nyawa akibat ledakan tersebut, sementara satu lainnya mengalami luka ringan dan trauma pendengaran. Tim medis mengevakuasi korban yang selamat menggunakan helikopter ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, pihak berwenang menutup akses ke area operasi hingga proses penyelidikan berlangsung. Kejadian ini memantik keprihatinan luas, terutama karena tambang tersebut baru saja kembali beroperasi setelah lama berhenti.

Walikota Cobar, Jarrod Marsden, menyebut kejadian ini sebagai pukulan berat bagi warganya. Ia mengatakan bahwa masyarakat Cobar merupakan komunitas tambang yang sangat erat dan saling mengenal. Setiap kehilangan terasa begitu dekat, seolah kehilangan keluarga sendiri. Dalam pernyataannya kepada media nasional, ia menegaskan bahwa hal paling berharga dari tambang bukan logam atau mineral, melainkan para penambangnya sendiri.

Suara Pemerintah dan Seruan Keselamatan

Kabar mengenai ledakan tambang bawah tanah segera menarik perhatian pemerintah negara bagian. Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban serta seluruh rekan kerja yang turut berduka. Ia menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya disiplin dan kewaspadaan dalam menjaga keselamatan di sektor pertambangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem keselamatan tambang di Australia telah mengalami banyak perbaikan. Teknologi pemantauan tekanan gas, alat deteksi suhu, serta sistem ventilasi otomatis semakin canggih. Namun, meski kemajuan itu nyata, risiko tetap tinggi ketika operasi dilakukan di kedalaman ratusan meter di bawah permukaan tanah. Minns menyebut, tidak ada protokol yang bisa menggantikan nilai nyawa manusia, dan industri harus terus berkomitmen terhadap keselamatan di setiap tahapan produksi.

Sementara itu, lembaga keselamatan kerja negara bagian memulai investigasi untuk mengetahui penyebab pasti insiden ini. Mereka akan meninjau ulang sistem komunikasi bawah tanah, catatan pemeliharaan alat, serta prosedur keamanan yang berlaku di lokasi. Setiap temuan akan dilaporkan kepada koroner untuk penentuan penyebab resmi kematian kedua korban.

Bagikan
Artikel Terkait
Trump Takaichi Aliansi Dagang Jepang
Internasional

Tekanan Dagang $550 Miliar di Balik Jabat Tangan Persahabatan PM Takaichi dan Trump

Finnews.id – Kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Jepang Selasa 28...

Misi Kemanusiaan
Internasional

Misi Kemanusiaan di Tengah Gencatan Senjata: Upaya Pencarian Korban dan Sandera di Gaza

finnews.id – Misi kemanusiaan di tengah gencatan senjata di Gaza menarik perhatian dunia...

Badai Melissa
Internasional

Jamaika Siaga Hadapi Badai Melissa, Badai Terkuat di Dunia Tahun Ini

finnews.id – Jamaika tengah bersiap menghadapi badai Melissa yang menjadi badai terkuat...

Internasional

Israel Izinkan Hamas Masuki Wilayah yang Dikuasai IDF di Gaza

finnews.id – Israel telah mengizinkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk memasuki wilayah...