Skeptis terhadap hal-hal spiritual itu wajar, apalagi di era serba rasional seperti sekarang, tapi bagi banyak keluarga tradisional, primbon topo bukan cuma mitos atau ritual kosong.
Cara dianggap sebagai bentuk kesiapan batin, bukan hanya soal tanggal pernikahan yang “pas”, tapi juga kesiapan mental dan spiritual pasangan.
Beberapa ahli budaya menyebut bahwa inti dari topo adalah melatih pengendalian diri, jadi meski tidak semua orang percaya hasilnya akan “mujarab”, nilai-nilai seperti sabar, tabah, dan pasrah justru menjadi bekal nyata dalam menghadapi kerasnya dinamika pernikahan dini.
Tips Lolos Ujian Pernikahan Dini
Entah kamu percaya primbon topo atau tidak, ujian pernikahan dini itu nyata, berikut beberapa tips agar kamu dan pasangan tetap kuat menjalani rumah tangga sejak usia muda:
1. Komunikasi Terbuka
Bicarakan semua hal, termasuk yang sensitif. Pernikahan bukan soal romantis saja, tapi juga soal berbagi beban hidup.
2. Kendalikan Ego
Usia muda seringkali masih labil. Belajar mendengar dan mengalah adalah langkah penting agar hubungan tidak cepat retak.
3. Belajar Keuangan Rumah Tangga
Uang bisa jadi sumber konflik. Belajarlah mengatur anggaran dan saling terbuka soal kondisi finansial.
4. Jangan Sungkan Minta Bimbingan
Entah dari orang tua, tokoh agama, atau konselor, bimbingan dari pihak ketiga bisa sangat membantu.
5. Lakukan “Toponya” Versi Kamu
Kalau kamu kurang cocok dengan topo secara tradisional, kamu bisa melakukan “topo modern” seperti detoks media sosial, journaling, atau meditasi. Intinya: refleksi diri.
Menghadapi pernikahan dini bukan hanya soal cinta yang menggebu, ada banyak ujian yang harus dilewati bersama.
Apakah kamu percaya primbon topo atau tidak, yang terpenting adalah bagaimana kamu dan pasangan saling mendukung dan tumbuh bersama.
Jika laku spiritual seperti topo membuatmu lebih tenang dan siap, tidak ada salahnya dijalani tapi pastikan juga bahwa kamu tidak hanya mengandalkan mitos, namun juga membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan hidup, dan komunikasi yang sehat.