finnews.id – Waktunya bersiap menyambut akhir pekan! Tepat pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025, warga di kawasan Jabodetabek akan disuguhkan dengan prakiraan cuaca yang lumayan menantang.
Sebagai salah satu wilayah metropolitan terpadat, informasi mengenai kondisi langit dan udara tentu menjadi bekal wajib untuk merencanakan segala aktivitas, mulai dari urusan pribadi hingga agenda penting di luar rumah.
Apalagi, memasuki pertengahan Oktober, kita biasanya mulai merasakan transisi musim yang membawa kejutan hujan kapan saja.
Menurut data cuaca yang ada, hari Sabtu, 18 Oktober 2025, diprediksi akan menyuguhkan kombinasi cuaca yang menarik di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Pagi hari cenderung cerah berawan atau berawan, memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin menikmati udara segar sebelum matahari meninggi.
Namun, jangan terkecoh, karena potensi perubahan drastis akan terjadi seiring berjalannya hari. Mempersiapkan payung atau jas hujan sejak dini bukanlah pilihan yang buruk, melainkan kebiasaan cerdas.
Secara umum, suhu udara di wilayah metropolitan ini diperkirakan akan bergerak antara 23 hingga 33 derajat celcius. Kelembaban udara yang cukup tinggi, sekitar 76 persen atau lebih, akan membuat suasana terasa lumayan gerah, terutama menjelang siang hari.
Oleh karena itu, bagi Anda yang punya rencana aktivitas padat di luar ruangan, pastikan untuk menjaga hidrasi tubuh dengan minum air yang cukup. Memantau terus perkembangan prakiraan cuaca Jabodetabek 18 Oktober 2025 di aplikasi resmi atau sumber terpercaya lainnya bisa sangat membantu.
Pagi yang Cerah, Siang Hujan
Jakarta: Waspada Hujan Petir di Siang Hari
Di ibukota Jakarta, pagi hari pada tanggal 18 Oktober 2025 diprediksi akan diawali dengan kondisi berawan atau cerah berawan, cocok untuk kegiatan olahraga pagi atau perjalanan awal.
Sayangnya, memasuki siang hingga sore hari, potensi munculnya hujan petir (thunderstorm) cukup tinggi, dengan peluang curah hujan sekitar 35 persen. Kondisi ini wajib diwaspadai, khususnya bagi pengendara sepeda motor, karena genangan air dan jarak pandang yang minim bisa menjadi kendala.