The Brandals Rilis ‘Jari Kasar’ Bareng Sukatani, Suara untuk Buruh dan Masyarakat

finnews.id –  Setelah 2 tahun sejak perilisan album remix Extra Agressor, band rock legendaris Indonesia, The Brandals, akhirnya kembali unjuk taring

Grup band ini hadir dengan single terbaru bertajuk “Jari Kasar” yang resmi dirilis pada tanggal 30 September 2025.

Tapi jangan salah, ini bukan lagu cinta atau nostalgia semata. Jari Kasar membawa pesan kuat tentang isu sosial, khususnya soal nasib buruh dan perjuangan masyarakat adat yang kerap terpinggirkan.

Menariknya, lagu ini bukan hanya hasil eksplorasi musikal biasa. The Brandals menggandeng Sukatani, duo musisi asal Purbalingga yang sebelumnya dikenal lewat album vokal-protes Gelap Gempita (2023).

Chemistry antara keduanya bukan kebetulan, mereka berbagi semangat yang sama, melawan penindasan, menyuarakan keadilan, dan menolak diam.

Debut Sang Drumer Baru

Single ini juga jadi penanda penting lainnya, ini adalah debut rekaman Ghani Noorputra, drumer baru The Brandals yang terpilih setelah audisi terbuka pada Desember 2024.

Masuknya Ghani, membawa energi baru yang terdengar jelas dalam dentuman garang lagu ini.

Aksi Nyata Lewat Kolaborasi Sosial

Tak puas hanya berteriak lewat musik, The Brandals juga melibatkan Greenpeace dan Trend Asia dalam proyek lagu terbaru yang menggandeng Sukatani.

Kolaborasi bersama 2 organisasi yang aktif dalam advokasi kesejahteraan buruh, pelestarian lingkungan dan isu-isu sosial lain.

Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa band The Sigit dan Sukatani bukan hanya bersuara, tapi juga bergerak nyata di lapangan tentang isu sosial.

Menuju Album Baru

“Jari Kasar” disebut-sebut sebagai pintu masuk menuju album terbaru The Brandals, yang kini tengah dipersiapkan.

Mereka menjanjikan sebuah proyek yang lebih eksploratif secara musikal, namun tetap lekat dengan semangat perlawanan yang telah menjadi napas band sejak awal.

Bagi kamu yang penasaran, video lirik Jari Kasar sudah bisa ditonton di kanal resmi YouTube The Brandals.

Lagu ini bukan hanya suguhan musikal, tapi juga panggilan untuk ikut peduli terhadap nasib mereka yang selama ini hanya menjadi kaki di balik roda kemajuan.