finnews.id – Thomas Tuchel tak gentar membuat keputusan besar. Seusai kemenangan Inggris atas Wales di Wembley, pelatih asal Jerman itu menegaskan bahwa tujuannya bukan sekadar memuaskan pemain populer, tetapi membentuk tim yang benar-benar siap menjuarai dunia. Tuchel mengatakan, “We are not collecting the most talented players. We are trying to build a team.”
Ucapan itu mencerminkan sikapnya: Tuchel tak peduli popularitas pemain, asalkan tim tampil kompak dan produktif di lapangan.
Daftar Isi
-
Konteks Kemenangan Inggris atas Wales
-
Keputusan Berani Tanpa Bintang
-
Dukungan Stephen Warnock untuk Tuchel
-
Rogers dan Anderson Simbol Era Baru
-
Filosofi Tim di Atas Individu
-
Fokus Tuchel: Juara Dunia
-
Penutup
-
FAQ
Konteks Kemenangan Inggris atas Wales
Pertandingan Inggris vs Wales berakhir 3-0 dan meninggalkan pesan penting. Dalam laga uji coba tersebut, Tuchel menurunkan skuad tanpa Harry Kane dan Jude Bellingham, dua nama besar di tim nasional. Walau begitu, Inggris tampil efisien dan mendominasi sejak menit pertama. Gol cepat Morgan Rogers, Ollie Watkins, dan Bukayo Saka memastikan kemenangan sebelum babak pertama berakhir.
Menurut BBC Sport, Tuchel memberikan “verdict yang keras namun jujur” kepada publik Inggris yang dianggap terlalu cepat bereaksi terhadap pemilihan pemain. Namun, hasil di lapangan membuat pendapatnya sulit dibantah.
Selain itu, performa tim memperlihatkan bahwa metode latihan Tuchel berjalan efektif. Ia tidak hanya membentuk pola permainan, tetapi juga menanamkan semangat kolektif yang kuat di antara para pemain.
Keputusan Berani Tanpa Bintang
Tuchel tahu bahwa meninggalkan Bellingham dan Kane bukan keputusan populer. Namun, ia ingin menguji kedalaman skuad dan menemukan kombinasi terbaik. Ia menilai kemenangan sejati berasal dari disiplin dan taktik, bukan dari nama besar di papan skor.
Selama pertandingan, pemain muda seperti Rogers menunjukkan mental juara. Mereka bermain agresif, membaca ruang dengan cepat, dan mematuhi instruksi pelatih tanpa keraguan. Karena itu, hasil pertandingan membuktikan bahwa Tuchel tak peduli popularitas pemain, tetapi lebih menghargai kerja keras dan kesetiaan terhadap sistemnya.
Sementara itu, banyak pengamat menganggap keputusan ini sebagai langkah revolusioner. Dalam era ketika nama besar sering menentukan skuad, Tuchel justru memilih jalur berbeda: keadilan berbasis performa.