finnews.id – Thomas Tuchel sedang berada di masa awal kepemimpinannya bersama Timnas Inggris, tetapi justru suasana di Wembley pada laga persahabatan melawan Wales membuatnya geleng kepala. Dalam kemenangan meyakinkan 3-0 itu, suasana stadion yang sepi membuat sang pelatih merasa seperti tidak bermain di kandang sendiri. FKU supporter Inggris bikin Tuchel kecewa menjadi topik hangat seusai laga tersebut karena kritiknya terasa jujur dan emosional.
Daftar Isi
-
Kemenangan Meyakinkan yang Kehilangan Suasana
-
Tuchel Soroti Sepinya Dukungan di Wembley
-
Analisis Mengapa Tribun Wembley Terasa Dingin
-
Performa Inggris di Bawah Asuhan Tuchel
-
Pentingnya Dukungan Penonton bagi Pemain
-
Penutup
-
FAQ
Kemenangan Meyakinkan yang Kehilangan Suasana
Inggris tampil dominan sejak awal pertandingan melawan Wales. Dalam 20 menit pertama, tiga gol tercipta lewat aksi Morgan Rogers, Ollie Watkins, dan Bukayo Saka. Serangan yang tajam dan koordinasi cepat di lini tengah membuat lawan kesulitan keluar dari tekanan. Namun meski skor 3-0 tampak sempurna di papan skor, atmosfer di tribun justru terasa datar. Tuchel mengakui, ia sempat menatap ke arah penonton dan bertanya-tanya mengapa tidak ada teriakan yang menyambut performa luar biasa tersebut.
FKU supporter Inggris bikin Tuchel kecewa karena bagi pelatih berpengalaman seperti dirinya, energi dari tribun memiliki dampak besar pada ritme permainan. Ia menyebut bahwa pemainnya sudah memberikan yang terbaik, tetapi tidak mendapatkan imbal balik dari sorakan publik Wembley.
Tuchel Soroti Sepinya Dukungan di Wembley
Dalam wawancara usai pertandingan, Tuchel menyampaikan rasa herannya kepada ITV Sport. Ia berkata, “The stadium was silent. Silent. We never got any energy back from the stands.” Kalimat itu mencerminkan betapa ia kecewa terhadap atmosfer yang tidak sepadan dengan performa tim. Ketika seorang pelatih yang terbiasa dengan stadion bergemuruh di Jerman dan Prancis kini mendapati keheningan di markas sepak bola dunia, rasa frustrasi itu wajar muncul.
Tuchel menegaskan bahwa kemenangan besar seharusnya menjadi momen euforia bersama, bukan hanya antara pemain dan staf pelatih. Ia menilai keheningan di Wembley membuat semangat para pemain sedikit menurun di babak kedua. Karena itu, meski puas dengan hasil, ia merasa belum puas dengan suasana hati tim.