finnews.id – Nama lagu Genjer-genjer mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Lagu daerah asal Banyuwangi ini sempat menjadi perbincangan panjang karena identik dengan PKI (Partai Komunis Indonesia).
Bahkan, pasca peristiwa G30S/PKI, lagu ini sempat dilarang beredar karena dianggap sebagai lagu yang melekat dengan ideologi komunis.
Namun, jika ditilik lebih dalam, lagu ini sebenarnya bukanlah propaganda politik.
Genjer-genjer adalah karya seni rakyat yang mengisahkan penderitaan masyarakat Banyuwangi pada masa pendudukan Jepang.
Sejarah Penciptaan Lagu Genjer-genjer
Lagu ini diciptakan oleh Muhammad Arief, seorang seniman asal Banyuwangi.
Ia menuliskan Genjer-genjer sebagai cerminan kesulitan hidup rakyat pada masa penjajahan Jepang, ketika bahan makanan sulit didapat.
Dalam liriknya, Muhammad Arief menggambarkan bagaimana genjer, sejenis tanaman rawa yang biasa tumbuh di persawahan, dijadikan makanan sehari-hari oleh masyarakat karena tidak ada pilihan lain.
Awalnya, lagu ini hanya populer sebagai lagu rakyat Banyuwangi. Namun, karena Muhammad Arief kemudian tercatat sebagai anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) organisasi yang berafiliasi dengan PKI lagu ini pun ikut terseret dalam stigma politik.
Kenapa Lagu Genjer-genjer Dilarang?
Larangan terhadap lagu Genjer-genjer muncul setelah insiden pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965.
Saat itu, segala hal yang berkaitan dengan PKI dianggap berbahaya, termasuk karya seni yang pernah digunakan oleh organisasi di bawah pengaruh PKI.
Karena penciptanya berafiliasi dengan PKI dan lagu ini sempat dinyanyikan dalam berbagai kegiatan Lekra, Genjer-genjer otomatis dicap sebagai lagu PKI.
Akibatnya, lagu ini dilarang diputar, dinyanyikan, bahkan sekadar disebutkan pun bisa menimbulkan kecurigaan.
Makna Lirik Lagu Genjer-genjer
Jika diperhatikan, lirik Genjer-genjer sebenarnya sederhana dan jauh dari muatan politik. Lagu ini hanya bercerita tentang tanaman genjer, sayuran hijau yang biasa dijadikan lauk pauk oleh masyarakat pedesaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, genjer adalah simbol kesederhanaan. Saat masa penjajahan Jepang, masyarakat Banyuwangi yang kelaparan menjadikan genjer sebagai makanan utama karena mudah ditemukan di sawah maupun rawa.
Dengan kata lain, makna lagu Genjer-genjer adalah potret penderitaan rakyat kecil yang tetap berusaha bertahan hidup di tengah situasi sulit.