Catatan Dahlan Iskan

Hijrah Riba

Bagikan
Hijrah Riba
Bagikan

Dari Pontianak Hendra mengendalikan sembilan usaha atas nama pemegang saham tunggal. Meski orang Pontianak tapi darahnya Bugis. Di Kalbar memang banyak orang Bugis. Istrinya juga Bugis –karena itu Hendra memulai usaha pertama di Makassar.

Hendra memutuskan tidak akan memiliki rumah, mobil, dan aset pribadi. Ia selalu sewa rumah. Sewa mobil. Ia mengaku ingin hidup sangat sederhana. Ia juga tidak ingin mewariskan apa pun ke anak-anaknya, kecuali ilmu pengetahuan.

Begitu mendarat di Surabaya, saya ajak Hendra ke rumah. Makan siang di rumah. Saya ingin mengenal lebih jauh orang ini. Setelah makan saya tawari Hendra tidur di rumah saya. Lalu akan saya ajak ke Magetan –meresmikan bangunan kampus dua Islamic International School keesokan harinya.

Tapi kedatangannya ke Surabaya sudah penuh agenda. Termasuk akan membicarakan konsep umrah Rp 12 juta itu dengan satu perusahaan umrah yang berpusat di Surabaya.

Saya akan cari lagi orang ini. Saya penasaran. “Rasanya konsep Anda ini too good to be true,” kata saya kepadanya. Saya pun menyinggung soal umrah Rp 15 juta yang ternyata menyengsarakan begitu banyak orang itu. Sampai pemilik perusahaan umrahnya masuk penjara.

Hendra tahu semua itu. “Itu sih skema Ponzi,” katanya. “Sedang ide saya ini jelas, baru bisa berangkat tujuh bulan kemudian,” katanya.

Saya iri dengan orang seperti Hendra: bisa hijrah begitu entengnya.

Bagikan
Artikel Terkait
Panglima Merah
Catatan Dahlan Iskan

Panglima Merah

Sebelum lari pagi Minggu kemarin saya baca berita lokal mengenai kedatangan Gibran...

Beku Cair
Catatan Dahlan Iskan

Beku Cair

Beijing akhirnya menunjuk CCPIT sebagai “wakil” Tiongkok. CCPIT adalah organisasi dagang. Mirip...

Beras Bantal
Catatan Dahlan Iskan

Beras Bantal

Begitulah ketika harga turun petani yang kalah. Harga beras memang sensitif terhadap...

Pemegang Deliverology
Catatan Dahlan Iskan

Pemegang Deliverology

Masih banyak lagi bukunya di bidang itu. Sampai Inggris, Jepang, Singapura, dan...