Catatan Dahlan Iskan

Aamiiin KAI

Bagikan
Bagikan

“Kenapa?”

“Karena tidak mengerti artinya,” kata temannya. Ia mengangguk. Kami semua tertawa.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 3 Mei 2025: MBG Rizhao

MZ ARIFIN

GELENG KEPALA. Bisa berarti: ogah. Bisa berarti kagum. Ada angguk kepala. Ada besar kepala. Ada kepala batu. Kepala manyun. Ada NDASMU. Pusing kepala. Kepala suku. Kepala sekolah.

thamrindahlan

Jalan jalan ke negri cina/ Lupa kampung krna terpesona/ Perusuh diajak kemana mana/ Diajak membaca fatamorgana/

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺

RIZHAO: KOTA KECIL, CAHAYA BESAR.. Catatan Harian Dahlan/ DISWAT hari ini membuka mata bahwa kemajuan tak selalu ada di kota besar. Rizhao, yang setara Trenggalek, ternyata menjadi episentrum ilmu kedokteran jantung Tiongkok. Sampai dokter Indonesia pun belajar di sana. Ini pelajaran penting: pembangunan berkualitas tidak melulu soal “skala”, tetapi soal “visi”. Menarik pula melihat ironi lucu di balik huruf kereta cepat: “D” untuk cepat, “G” untuk super cepat, “C” untuk pelan — mirip klasifikasi tugas akhir mahasiswa: Draft, Good, dan Coba Lagi. Di balik teknologi, ada cerminan karakter bangsa: efisiensi berlapis. Dan juga ada, kode “prioritas”. Dan soal MRI buatan Tiongkok yang sebentar lagi masuk Indonesia, ini sekaligus tantangan bagi rumah sakit daerah dan politisi kita. Jangan sampai alat canggih malah jadi pajangan museum karena tak ada SDM yang mumpuni. ### (Yang unik: Matahari pun “takluk” pada kota Rizhao. Rasanya, matahari sendiri mungkin bingung kenapa kota kecil ini begitu percaya diri. Tapi begitulah, kadang cahaya paling terang justru muncul dari tempat yang tak kita duga).

Arsen andaru

Mahasiswa yg dr Muncar alumni SMA/SMK mana ya Bah? Kebetulan selisih 2 kecamatan dgn rumah saya di Purwoharjo. Mgkin bisa di bahas lebih detail ttg kisahnya bisa kuliah sampai ke Tiongkok. Padahal ayahnya “hanya” sopir. Agar bisa menjadi Inspirasi bagi anak anak lainnya. Btw pendaftaran gathering #4 blm di buka kah?

Lagarenze 1301

Saya jarang membaca ahli otomotif Indonesia dikirim belajar ke Tiongkok. Belajar ilmu mobil listrik. Agar bisa dipraktikkan secepatnya. Dengan membuat mobil listrik sendiri. Kalau ahli medis, sering. Seperti yang ditulis CHD hari ini. Dokter Jagaddhito dan Dokter Rachim Enoch. Keduanya ahli jantung. Belajar di Rizhao. Sejauh ini, Indonesia baru menjadi pasar yang baik. Mobil EV Tiongkok laris manis. Terutama yang mereknya tiga huruf itu. Yang tak henti membuat terobosan. Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saja BYD SeaGull masuk ke pasar Indonesia. Di Tiongkok, SeaGull harganya hanya Rp 175 juta. Kalau saja di sini dijual dengan harga Rp 200 jutaan, saya yakin peta pasar akan berubah. Mobil LCGC akan menjadi barang kuno. Pirtinyiinnyi: sampai kapan Indonesia menjadi pasar yang gemuk bagi mobil EV Tiongkok?

Bagikan
Artikel Terkait
pajak saeutikna
Catatan Dahlan Iskan

Pajak Saeutikna

Asli pisan.(Dahlan Iskan)

de-Kock Andani
Catatan Dahlan Iskan

de-Kock Andani

Sebenarnya penelitian Andani akan lebih pesat kalau saja kompetisi di lapangan lebih...

Beban Negara
Catatan Dahlan Iskan

Beban Negara

Maka tumpahlah undangan ke halaman Istana. Ikut berjoget ria. Pun Presiden Prabowo....

Telat Merdeka
Catatan Dahlan Iskan

Telat Merdeka

Belakangan, di masa damai, barulah ketahuan: tuduhan Jepang itu salah. Jepang hanya...