finnews.id – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memilih cara yang berbeda dalam menyambut malam pergantian Tahun Baru 2026.
Alih-alih merayakan di pusat kota atau lokasi seremonial, Kepala Negara menghabiskan malam tahun baru dengan bermalam di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, tepat di wilayah yang terdampak bencana.
Kehadiran Presiden di Tapsel menjadi simbol kepedulian dan empati negara terhadap masyarakat yang masih berjuang memulihkan diri pascabencana. Presiden Prabowo tidak hanya bermalam, tetapi juga berbaur dan menyapa langsung warga setempat di kawasan Batang Toru.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan, Presiden Prabowo menghabiskan malam tahun baru bersama warga sebelum melanjutkan agenda kerja ke Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, pada Kamis (1/1) pagi.
“Bapak Presiden menginap di Tapanuli Selatan, bermalam tahun baru bersama masyarakat. Besok pagi beliau melanjutkan perjalanan ke Aceh Tamiang,” ujar Teddy kepada wartawan, Rabu (31/12).
Menurut Teddy, Presiden dijadwalkan mengunjungi lokasi pengungsian di Posko Batu Hula, Batang Toru, pada malam pergantian tahun. Dalam suasana sederhana, Presiden direncanakan makan malam bersama warga, bersalaman, hingga menonton hiburan rakyat berupa layar tancap.
“Kegiatannya sederhana dan penuh keakraban. Makan malam bersama warga, menyapa langsung, bahkan menonton film bersama masyarakat,” tuturnya.
Agenda kebersamaan tersebut dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB, sebelum memasuki detik-detik pergantian tahun.
Selain menunjukkan empati, kunjungan Presiden juga memiliki agenda strategis. Pada keesokan harinya, Presiden Prabowo akan meninjau langsung pembangunan rumah hunian bagi warga terdampak bencana di Aceh Tamiang. Proyek tersebut dilaksanakan oleh BPI Danantara atas instruksi langsung Presiden.
“Pembangunan hunian yang diinstruksikan Bapak Presiden jumlahnya sekitar 500 hingga 600 unit. Besok akan kita cek langsung ke lapangan,” kata Teddy.
Ia menambahkan, sebagian besar warga terdampak bencana di wilayah Batang Toru saat ini telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, posko pengungsian masih tetap difungsikan sebagai pusat layanan masyarakat.
Di lokasi tersebut, dapur umum dan logistik masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan warga yang sewaktu-waktu datang mengambil bantuan atau sekadar singgah.
“Posko tetap aktif. Dapur dan logistik masih ada, sehingga masyarakat bisa datang kapan saja jika membutuhkan,” jelas Teddy.