finnews.id – Australia akan memperingati satu pekan sejak penembakan massal di Pantai Bondi dengan hari “refleksi” nasional. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Anthony Albanese, Jumat, 19 Desember 2025.
Albanese mendesak warga Australia untuk menyalakan lilin pada pukul 18.47 pada hari Minggu, 21 Desember – “tepat satu minggu sejak serangan itu terjadi”.
“Hari ini adalah tentang berdiri bersama komunitas Yahudi, merangkul mereka, dan semua warga Australia berbagi duka mereka,” kata Albanese kepada wartawan.
“Ini adalah momen untuk berhenti sejenak, merenung, dan menegaskan bahwa kebencian dan kekerasan tidak akan pernah mendefinisikan siapa kita sebagai warga Australia.”
Australia juga merencanakan “hari berkabung nasional” terpisah yang akan diadakan di tahun baru, ungkap Albanese.
“Ini akan memberi keluarga waktu dan ruang untuk memakamkan orang yang mereka cintai dan untuk mendukung mereka yang masih dalam masa pemulihan,” jelasnya.
Rencana Pembelian Kembali Senjata Api dari Masyarakat
Albanese juga mengumumkan skema pembelian kembali senjata api secara nasional untuk “membeli senjata api surplus, yang baru dilarang, dan ilegal”.
Menurutnya, langkah ini akan menjadi upaya pembelian kembali senjata api terbesar sejak tahun 1996, ketika Australia menindak tegas senjata api setelah penembakan yang menewaskan 35 orang di Port Arthur.
“Hukum senjata api Australia telah direformasi secara substansial setelah tragedi Port Arthur,” kata Albanese.
“Peristiwa mengerikan di Bondi menunjukkan bahwa kita perlu menyingkirkan lebih banyak senjata api dari jalanan kita.”
Sajid Akram dan putranya, Naveed, dituduh membunuh 15 orang dalam serangan anti-Semit di Pantai Bondi pada Minggu malam, penembakan massal paling mematikan di Australia sejak Port Arthur.