finnews.id – Aktivitas Gunung Semeru kembali memicu kecemasan warga. Banjir lahar hujan yang membawa material pasir meluap dan menerjang permukiman penduduk pada Jumat (5/12) sore, menyebabkan sembilan rumah terendam dan satu warung rusak di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Isnugroho, menyampaikan bahwa banjir lahar Semeru kali ini cukup kuat hingga menghambat akses menuju dusun. “Akses jalan sempat terputus karena material pasir menutup jalur masuk. Hari ini kami sudah melakukan asesmen langsung di lokasi,” ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu.
Sebuah video warga yang beredar juga memperlihatkan lahar panas bergulung di aliran Sungai Regoyo, mengepulkan uap dan meluap ke area pemukiman. Kondisi itu membuat warga bergegas mengungsi ke titik yang lebih aman.
136 KK sempat terisolasi
Sebanyak 136 kepala keluarga dikabarkan terisolasi akibat tebalnya material pasir yang menutup akses. Beruntung, alat berat berhasil dikerahkan untuk mengeruk tumpukan pasir sehingga jalur desa kembali dapat dilalui.
“Setelah akses terbuka, kami langsung distribusikan logistik ke warga di Sumberlangsep,” tambah Isnugroho.
Meski situasi cukup mencekam, warga disebut sudah menerapkan mitigasi bencana dengan membuka pos pengungsian di titik aman dan memanfaatkan lumbung dusun sebagai pusat penyimpanan logistik darurat.
BPBD juga mengimbau warga tetap waspada mengingat status Gunung Semeru masih berada pada Level III (Siaga). Rekomendasi jarak aman dari PVMBG diminta untuk dipatuhi sepenuhnya.
Petugas pos pemantau Semeru mencatat getaran banjir lahar terjadi sebanyak satu kali dengan amplitudo 35 mm selama 6.360 detik—hampir dua jam. Durasi ini tergolong panjang untuk aktivitas banjir lahar.