Finnews.id – Kementerian Kebudayaan mengumumkan bahwa Indonesia telah menerima sertifikat Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya takbenda UNESCO untuk Reog, kolintang, dan kebaya.
Pengakuan ini menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan menegaskan kekayaan budaya yang dimiliki.
“Sertifikat ini adalah mandat internasional, komitmen negara, agar kita bersama-sama menjaga keberlanjutan tradisi yang telah diwariskan ratusan tahun lamanya,” ujar Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi dan Kerja Sama, Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti.
Endah mengatakan bahwa elemen budaya kebaya merupakan hasil kolaborasi atau nominasi bersama dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Pengakuan dari UNESCO menjadi penegasan bahwa kain dan busana bukan sekadar pakaian, melainkan melengkapi identitas, kreativitas perempuan, dan jalinan sejarah Asia Tenggara.
Sementara kolintang dari Minahasa merupakan hasil nominasi extended multinasional bersama Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading.
Capaian ini menurutnya menjadi pemantik untuk memastikan regenerasi pemain kolintang, memperkuat ekosistem musik tradisi, dan menjadikan kolintang bukan hanya sebagai simbol warisan, tetapi juga sumber kreativitas dan inovasi baru dalam seni musik.
Reog Butuh Perlindungan Mendesak
Reog Ponorogo menjadi salah satu elemen budaya yang termasuk dalam daftar ICH yang memerlukan perlindungan mendesak.
Hal ini pun menjadi momentum untuk memperkuat peran komunitas, meningkatkan pendidikan kewarisan, memastikan keberlanjutan ekonomi para pelaku.
Selain itu, mengukuhkan posisi reog sebagai kebanggaan nasional yang hidup dan relevan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat, mengatakan sertifikat UNESCO menjadi pengukuhan jati diri bangsa dan negara serta bentuk penghormatan masyarakat dunia.
Pencapaian ini juga merupakan momentum penting dalam upaya melibatkan generasi muda sebagai populis dalam proses pelestarian dan penularan warisan budaya.